PADANG - 14 APRIL 2025 - Mentari Padang, yang sepanjang hari membakar semangat kehidupan, mulai meredupkan sinarnya, seolah memberi ruang bagi kehangatan yang lebih lembut. Jam dinding menunjukkan pukul setengah empat sore, saat beberapa jiwa yang haus akan silaturahmi, para pendiri organisasi kewartawanan Kolaborasi Jurnalis Indonesia (KJI), menjejakkan kaki di kediaman Buya Maigus Nasir, sang Wakil Walikota Padang.
Pintu gerbang terbuka lebar menyambut kedatangan mereka, dan di sana, berdiri sosok nomor dua kota, menyambut dengan senyum tulus yang menghapus segala sekat formalitas. Waktu berbisik memanggil untuk menunaikan ibadah Ashar. Usai membasuh diri dengan air wudhu, langkah-langkah ringan membawa mereka menuju ruang sholat sang Wawako. Di sana, saf-saf telah tertata rapi, menanti kehadiran hati-hati yang ingin bersujud.
Suara takbir bergema, dipimpin langsung oleh Buya Maigus Nasir. Dalam kekhusyukan gerakan sholat, terjalinlah ikatan spiritual, menyatukan perbedaan dalam satu tujuan menghadap Sang Pencipta. Usai salam, kehangatan percakapan kembali merajut suasana. Mereka beranjak menuju ruang tamu, di mana hidangan lebaran telah tertata, bagai lukisan rasa yang menggugah selera. Kue-kue dengan beragam bentuk dan warna, ditemani segarnya minuman, seolah menjadi saksi keakraban yang mulai terjalin.
Di antara nikmatnya kudapan dan hangatnya teh, mengalirlah kata-kata bijak dari bibir Buya Maigus Nasir. Ilmu agama yang dimilikinya bagai sungai yang tak pernah kering, mengalirkan kesejukan dan pencerahan bagi jiwa-jiwa yang hadir. Siraman rohani yang menyentuh kalbu, meresap dalam hati para insan pers yang tergabung dalam KJI. Kata-kata sang Wawako bagai oase di tengah gurun informasi, memberikan perspektif baru dan menguatkan nilai-nilai luhur dalam menjalankan tugas mulia mereka.
Mukhtisar, salah seorang pendiri KJI, tak mampu menyembunyikan rasa terima kasihnya. Kata-kata tulusnya diamini oleh Khairul Rahman, Ketua Regional 1 wilayah Sumatera, seolah mengamini bahwa pertemuan ini adalah anugerah yang tak ternilai. "Terima kasih, Pak Wawako, atas sambutan yang begitu hangat serta wejangan siraman rohani yang Bapak berikan kepada kami, awak media yang bergerak di bidang informasi," ucap Mukhtisar, mewakili rasa haru rekan-rekannya.
Dalam suasana yang akrab, batas antara pejabat dan jurnalis seolah menghilang. Di sana, mereka bukan lagi sekadar narasumber dan pencari berita, melainkan saudara yang berbagi kehangatan dan kebijaksanaan. Di momen inilah, para awak media merasakan betapa sosok Buya Maigus, dengan gelar Rajo Mangkuto yang sarat akan kearifan lokal, adalah pribadi yang sangat peduli terhadap keluh kesah masyarakatnya.
Sore semakin larut, namun kehangatan pertemuan itu akan terus membekas di hati para jurnalis KJI. Mereka pulang membawa bukan hanya cerita tentang kunjungan, melainkan juga sebongkah inspirasi dan pencerahan dari seorang pemimpin yang tak hanya dekat dengan rakyatnya, namun juga mampu menyentuh relung hati melalui kebijaksanaan dan spiritualitasnya. Pertemuan di senja itu menjadi pengingat, bahwa di balik berita dan informasi, terjalinlah jalinan kemanusiaan yang indah, yang salah satunya terwujud dalam kehangatan di kediaman sang Wakil Walikota. (M)