Articles by "Infrastruktur"

Tampilkan postingan dengan label Infrastruktur. Tampilkan semua postingan

SUMBAR - Pada pertengahan Juni 2025 ini, derap pembangunan infrastruktur di Sumatera Barat tak pernah surut. Komitmen Pemerintah Provinsi untuk menghadirkan konektivitas yang lebih baik terus diwujudkan, salah satunya melalui proyek pembangunan jembatan pada ruas jalan provinsi Bungo Tanjung - Teluk Tapang (P.097). Di balik setiap progres yang tampak, ada peran vital dari individu-individu yang tak kenal lelah memastikan segalanya berjalan sesuai rencana, dan salah satunya adalah Adratus Setiawan, ST, MT, Kepala Bidang Bina Marga.

Belum lama ini, kegiatan monitoring intensif telah dilaksanakan oleh Biro Pembangunan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat bersama Dinas Bina Marga, Cipta Karya, dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Barat. Momen ini bukan sekadar kunjungan rutin, melainkan sebuah peninjauan menyeluruh yang dipimpin langsung oleh Kepala Biro Pembangunan, Ibu Ria Wijayanti, ST, M.Si. Namun, kehadiran Adratus Setiawan di lapangan memberikan bobot teknis dan pengalaman yang krusial.

Dengan bekal pengetahuannya yang mendalam di bidang konstruksi jalan dan jembatan, Adratus Setiawan tampak serius mendampingi tim monitoring. Tatapannya tajam meninjau setiap detail, mulai dari kualitas material yang digunakan, metode pengerjaan, hingga progres fisik di lapangan. Diskusi-diskusi teknis pun tak terhindarkan di antara tumpukan pasir dan alat berat, di mana Adratus memberikan masukan dan evaluasi yang konstruktif untuk memastikan bahwa proyek ini memenuhi standar kualitas tertinggi.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Adratus Setiawan sendiri, kegiatan monitoring ini tidak berhenti hanya di lokasi pembangunan jembatan. Peninjauan dilanjutkan dengan perjalanan menyusuri ruas jalan Bungo Tanjung - Teluk Tapang hingga ke area Pelabuhan Teluk Tapang. "Kami memastikan tidak hanya jembatan, tapi juga kondisi ruas jalan pendukungnya, karena keduanya adalah satu kesatuan vital untuk konektivitas," ujarnya kala itu, menegaskan komitmen Bina Marga dalam melihat proyek secara holistik.

Kehadiran Adratus dan tim Bina Marga dalam setiap tahap pengawasan adalah cerminan dari dedikasi mereka untuk membangun infrastruktur yang kuat dan berkelanjutan. Pembangunan jembatan dan peningkatan ruas jalan ini diharapkan akan menjadi tulang punggung baru bagi pergerakan ekonomi di kawasan pesisir Sumatera Barat, memperlancar distribusi barang dan jasa, serta membuka peluang pariwisata yang lebih luas.

Di balik kemegahan jembatan yang akan berdiri kokoh, ada kerja keras dan keahlian teknis dari para insinyur seperti Adratus Setiawan. Mereka adalah penjaga kualitas, penjamin keberlanjutan, dan salah satu pilar utama yang mewujudkan mimpi konektivitas yang lebih baik di Ranah Minang. (Moudy)

DHARMASRAYA - 24 JUNI 2025 – Di tengah deru alat berat dan kesibukan para pekerja, sebuah visi masa depan yang lebih cerah sedang dipahat di Batang Timpeh, Kabupaten Dharmasraya. Proyek bronjong raksasa, yang didanai oleh Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan nilai kontrak fantastis Rp52.173.425.430, kini menjadi sorotan utama, tidak hanya sebagai upaya pengendalian banjir, tetapi juga sebagai motor penggerak impian baru bagi masyarakat setempat.

Sejak dimulainya pengerjaan oleh PT Basuki Rahmanta Saputra (BRP) dengan target durasi 260 hari kalender, aktivitas di sepanjang Sungai Batang Timpeh tak pernah berhenti. Tumpukan batu dan anyaman kawat baja perlahan membentuk dinding-dinding kokoh, bersiap menahan amukan air yang selama ini kerap menjadi momok bagi warga. Proyek ini, yang berada di bawah naungan Kementerian PUPR, Ditjen Sumber Daya Air, Balai Wilayah Sungai Sumatera V Padang, melalui SNVT Pelaksana Jaringan Sumber Air Batanghari Sumatera Barat, berambisi kuat untuk menormalisasi sungai dan menghadirkan ketenangan bagi puluhan ribu jiwa.

Seorang penduduk berinisial Sukri (52), yang ditemui tidak berapa jauh dari lokasi proyek, tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya. "Kami selama ini bagian imbas banjir. Dengan adanya proyek ini, kami sangat berharap risiko banjir bisa berkurang drastis," ujarnya, sembari mengusap keringat di dahinya. "Bukan hanya itu, kami percaya ini akan meningkatkan ketahanan pangan dan menggerakkan roda perekonomian lokal." Suaranya merefleksikan optimisme kolektif masyarakat yang mendambakan perubahan nyata.

Meskipun nilai proyek yang sangat besar ini sempat menjadi perbincangan hangat, Suardi (57), masyarakat setempat, dengan tegas menyatakan dukungannya. "Memang ada sorotan, tapi tujuan utamanya jelas: melindungi kami dari ancaman banjir. Dampak positifnya bagi masyarakat pasti sangat terasa," tuturnya. "Kami sangat berterima kasih kepada pihak BWSS V Padang, atas perhatian pemerintah pusat terhadap daerah kami."

Namun, proyek bronjong ini bukan sekadar tanggul penahan banjir. Bagi warga Batang Timpeh, ini adalah fondasi bagi sebuah impian yang lebih besar. "Siapa sangka, daerah kami yang dulu sering banjir, sekarang bisa jadi eksotis dan berpotensi menjadi destinasi wisata!" seru seorang warga dengan mata berbinar, membayangkan masa depan di mana Sungai Batang Timpeh akan menjadi daya tarik wisatawan, bukan lagi sumber bencana.

Apresiasi juga disampaikan terhadap profesionalisme pelaksana proyek dan pengawasan ketat yang dilakukan. "Kami melihat sendiri bagaimana pengawas kontraktor dan pihak BWSS V Padang bekerja dengan sangat teliti," tambah warga tersebut. "Ini menunjukkan komitmen serius untuk hasil terbaik, dan kami, sebagai masyarakat, sangat mengapresiasi hal itu."

Di Batang Timpeh, di bawah birunya langit Sumatera Barat yang cerah, tugu-tugu bronjong yang tegak berdiri menjadi simbol ketahanan. Bukan hanya melindungi dari terjangan air, tetapi juga merawat harapan akan masa depan yang lebih cerah, di mana sungai akan menjadi sahabat, dan Batang Timpeh akan bersinar sebagai permata yang eksotis. Proyek ini adalah bukti nyata bahwa pembangunan infrastruktur tidak hanya tentang beton dan baja, tetapi juga tentang pembangunan jiwa dan impian sebuah komunitas. (Md)

SUMATERA BARAT – 2 JUNI 2025 - Di tengah hiruk pikuk lalu lintas harian, sebuah komitmen besar tengah diwujudkan di ruas jalan vital Padang-Lubuk Alung-Padang Panjang. PT. Sarana Mitra Saudara, sebagai kontraktor pelaksana, menunjukkan dedikasi tinggi dalam proyek preservasi jalan senilai Rp4.300.209.000 yang dimulai sejak 19 Maret 2025. Perusahaan konstruksi yang berbasis di Kota Padang ini, dengan pengalaman lebih dari 10 tahun dan tim profesional yang solid, bertekad menghadirkan infrastruktur jalan yang optimal bagi masyarakat Sumatera Barat.

Proyek yang berada di bawah pengawasan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Direktorat Jenderal Bina Marga, serta Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Provinsi Sumatera Barat ini, bukan sekadar membangun atau memperbaiki, melainkan sebuah upaya untuk mempertahankan fungsi jalan secara optimal dan memperpanjang umur layanannya. Visi inilah yang diusung oleh PT. Sarana Mitra Saudara dalam setiap langkah pekerjaannya.

Komitmen PT. Sarana Mitra Saudara ini telah menuai apresiasi dari berbagai kalangan, khususnya para pengguna jalan yang setiap hari melintasi jalur tersebut. Seorang sopir boks, yang tak ingin disebutkan namanya, dengan antusias menyatakan, "Preservasi jalan ini adalah kegiatan yang sangat kami nanti-nantikan. PT. Sarana Mitra Saudara telah menunjukkan profesionalisme tinggi dalam pengerjaannya. Kami merasa lebih aman dan nyaman di jalan."

Pujian serupa juga datang dari seorang pengendara mobil Avanza. Ia menyoroti pemasangan papan peringatan "HATI-HATI JALAN BERLUBANG MOHON KURANGI KECEPATAN" di area proyek. "Ini membuktikan PT. Sarana Mitra Saudara tidak hanya fokus pada hasil akhir, tetapi juga pada keselamatan pengguna jalan selama proses pengerjaan. Bentuk kepedulian seperti ini yang sangat kami hargai," ujarnya.

PT. Sarana Mitra Saudara memang dikenal memiliki spesialisasi dalam pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan. Pengalaman mereka dalam menangani berbagai proyek serupa di Sumatera Barat, termasuk di Padang Pariaman dan Pasaman Barat, menegaskan kapasitas dan kualitas kerja mereka. Dalam proyek preservasi ini, PT. Sarana Mitra Saudara mengaplikasikan teknologi konstruksi terkini dan mengutamakan integritas serta keamanan, sebagaimana yang tercermin dalam setiap tahapan pekerjaan.

Salah satu aspek krusial yang menjadi perhatian utama PT. Sarana Mitra Saudara adalah kontrol suhu aspal selama proses pengaspalan. Mereka memahami betul bahwa suhu yang tepat, antara 130-150°C saat dicampur dan dihamparkan, serta rentang ideal untuk pemadatan, adalah kunci untuk menciptakan jalan yang kuat, tahan lama, dan mampu mengikat agregat dengan sempurna. Kesalahan suhu bisa berakibat pada kualitas jalan yang buruk, rentan retak, berlubang, atau bahkan mengelupas.

Dengan masa pelaksanaan 180 hari kalender, PT. Sarana Mitra Saudara berupaya keras menyelesaikan proyek ini sesuai jadwal yang ditetapkan. Harapan besar tersemat pada komitmen mereka untuk tidak hanya memenuhi target waktu, tetapi juga menghadirkan kualitas jalan yang paripurna, demi peningkatan kenyamanan, keamanan, dan efisiensi mobilitas di jalur Padang-Padang Panjang. (And) 

SUMBAR - 30 MEI 2025 – Balai Jalan Nasional II (BPJN II) Sumatera Barat menunjukkan komitmennya dalam menjaga kelancaran konektivitas di wilayahnya dengan serius menangani longsoran di ruas Jalan Padang–Solok–Sawahlunto. Proyek penanganan ini, yang menelan anggaran lebih dari Rp2 miliar, tengah berlangsung di bawah pengawasan ketat PPK 2.1 Zulfikar Kurniawan, dan dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT. Landsano Jaya Mandiri.

Longsoran yang menjadi fokus penanganan saat ini tersebar di tiga titik vital: Kilometer 15, Kilometer 31, dan Kilometer 32. Lokasi-lokasi ini sebelumnya sering menjadi hambatan bagi pengguna jalan, terutama saat musim hujan tiba, yang dapat mengganggu arus lalu lintas dan mengancam keselamatan pengguna jalan.

"Penanganan longsoran ini sangat krusial untuk memastikan keamanan dan kelancaran perjalanan di ruas jalan ini," ungkap PPK 2.1 Zulfikar Kurniawan saat dihubungi melalui saluran selulernya. Ia menekankan pentingnya pekerjaan ini bagi masyarakat dan perekonomian daerah.

Dari pantauan di lapangan, terlihat jelas profesionalisme para pekerja yang terlibat dalam proyek ini. Mereka secara disiplin menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap, mulai dari helm proyek hingga rompi berwarna cerah yang menjamin visibilitas. Pemandangan ini tidak luput dari perhatian masyarakat, salah satunya adalah seorang sopir travel yang sering melintasi area kegiatan.

"Melihat para pekerja lengkap menggunakan APD di lokasi kegiatan ini adalah cermin bahwa rekanan memang profesional di bawah pengawasan ketat PPK 2.1," ujar sopir travel tersebut. Komentar ini menjadi testimoni langsung akan kualitas dan standar kerja yang diterapkan dalam proyek penanganan longsoran ini.

Kehadiran wheelbarrow (gerobak dorong) yang terlihat di lokasi, di antara tumpukan tanah dan batuan, menggambarkan proses pekerjaan yang intensif dalam memindahkan material longsoran dan mempersiapkan struktur penahan. Langkah-langkah penanganan yang dilakukan tidak hanya berfokus pada pembersihan material longsoran, tetapi juga pada pembangunan konstruksi permanen untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang, termasuk kemungkinan penggunaan teknik stone masonry atau perkuatan lereng lainnya yang terlihat dalam gambar.

Dengan adanya penanganan yang komprehensif dan profesional ini, diharapkan ruas Jalan Padang–Solok–Sawahlunto dapat kembali berfungsi optimal, memberikan rasa aman dan nyaman bagi seluruh pengguna jalan, serta mendukung mobilitas dan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat. (Mon) 

PADANG - 20 APRIL 2025 - Bukan jalan tol yang mulus, bukan pula jembatan utuh yang kokoh. Yang terhampar di hadapan pengendara motor di Jembatan Gunung Nago, Lambung Bukit, Pauh, Padang, hanyalah rentetan papan kayu seadanya. Tiga, kadang empat helai papan sempit terentang di atas jurang perbaikan, menjadi satu-satunya lintasan bagi mereka yang terpaksa melintas. Setiap tarikan gas adalah pertaruhan, setiap goyangan kecil adalah ancaman. Di bawah sana, kerangka baja dan kedalaman menanti, siap menelan siapa pun yang kehilangan keseimbangan sesaat saja.

Pemandangan mengerikan ini bukan fiksi, melainkan realitas harian yang harus dihadapi warga di tengah pengerjaan jembatan vital tersebut. Mata publik yang sebelumnya sempat tertuju pada para pekerja yang berjibaku di tengah rintik hujan (dan baru menggunakan APD setelah disorot), kini beralih sepenuhnya pada para pengendara motor yang meniti papan-papan maut itu.

Ketakutan dan kemarahan pun menyelimuti warga sekitar. Mereka melihat langsung bagaimana nyawa dipertaruhkan di atas papan-papan sempit itu. "Jika sempat tergelincir dan jatuh, pengendara motor tersebut siapa yang bertanggung jawab?" suara gusar terdengar dari salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya. Baginya, pemandangan itu adalah bukti nyata kelalaian dalam perencanaan dan pengawasan. "Mestinya, pihak Dinas PUPR Kota Padang selaku pemilik kegiatan rutin harus septi, bila perlu tutup akses jembatan tersebut hingga perbaikan selesai," tegasnya. Ia bahkan menunjukkan adanya solusi yang sebenarnya ada dan lebih aman, sebuah "jembatan baru yang ada di daerah kampung pinang" sebagai akses alternatif yang bisa digunakan sementara. Desakan untuk menutup total jembatan demi keselamatan digaungkan pula oleh warga lainnya.

Kondisi membahayakan ini, yang menunjukkan kurangnya langkah pengamanan memadai selama pengerjaan, membuat warga geram dan merasa pemerintah kota, dalam hal ini Dinas PUPR, tidak serius menangani aspek keselamatan publik. Bagi mereka, situasi ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut.

Narasi bahaya yang terhampar di atas papan ini pun tak luput dari perhatian awak media, memperkuat sorotan publik yang kian membesar. Kondisi darurat yang mengancam nyawa ini memicu desakan yang lebih tinggi. Warga secara tegas meminta Walikota Padang, Fadly Amran, untuk tidak tinggal diam. Mereka berharap Walikota dapat menggunakan wewenangnya untuk menegur Dinas PUPR Kota Padang atas penanganan perbaikan jembatan yang dianggap membahayakan dan lalai dalam memastikan keselamatan pengguna jalan. Teguran dari pimpinan tertinggi kota diharapkan bisa menjadi dorongan kuat agar PUPR segera mengambil langkah-langkah pengamanan yang jauh lebih baik, termasuk kemungkinan menutup total akses jembatan selama perbaikan.

Namun, di tengah urgensi keselamatan fisik dan desakan warga kepada Walikota, satu simbol transparansi penting justru 'ghoib'. Papan nama kegiatan Jembatan Gunung Nago, penanda resmi yang seharusnya terpampang jelas di lokasi, tak kunjung terlihat. Padahal, papan nama bukanlah sekadar tempelan birokrasi. Ia adalah wajah akuntabilitas pemerintah di lapangan, sumber informasi krusial bagi publik mengenai siapa pelaksana, berapa anggaran yang digunakan (diduga dari dana publik), dan kapan perkiraan selesainya sebuah proyek. Keberadaannya dijamin oleh Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik, menjadi hak mutlak warga untuk mengawasi dan mengetahui apa yang sedang dibangun atau diperbaiki di lingkungan mereka. Ketiadaan papan nama ini menambah daftar pertanyaan dan kekecewaan warga terhadap transparansi kinerja Dinas PUPR.

Saat awak media mencoba mengonfirmasi 'kegaiban' papan nama ini, respons dari Dinas PUPR, melalui Kepala Dinas Tri Hadiyanto dan Kabid Bina Marga Insanul Rizki, menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah "kegiatan rutin bukan kontraktual" atau "Pemeliharaan Rutin (OP)". Sebuah penjelasan yang singkat, namun bagi publik, penjelasan tersebut tanpa adanya papan nama dan informasi detail lainnya terasa janggal dan tidak memuaskan rasa ingin tahu yang dilindungi undang-undang, sekaligus memperkuat alasan warga untuk meminta teguran dari Walikota.

Desakan agar Walikota Fadly Amran menegur Dinas PUPR adalah representasi puncak kekecewaan warga atas penanganan perbaikan Jembatan Gunung Nago yang dinilai membahayakan dan kurang transparan. Mereka berharap intervensi Walikota tidak hanya menghasilkan perbaikan prosedur keselamatan di lokasi, tetapi juga perbaikan mendasar dalam budaya kerja dinas terkait agar lebih mengutamakan keselamatan publik dan akuntabilitas dalam setiap kegiatan, sekecil atau 'serutin' apapun itu. Nyawa warga tidak pantas dipertaruhkan di atas helai-helai papan sempit. (Mon) 


PADANG - 17 APRIL 2025 - Di tengah riuhnya apresiasi warga Padang atas perbaikan Jembatan Gunung Nago yang vital, terselip ironi yang menganga. Jembatan penghubung penting di Lambung Bukit, Pauh ini, yang menjadi urat nadi bagi warga menuju kampus Universitas Andalas dan karyawan PT. Semen Padang, kini tengah direhabilitasi. Namun, di balik papan pengumuman bertuliskan "Mohon Maaf" dan logo Dinas Kota Padang serta lambang PU, tersembunyi cerita memilukan tentang keselamatan pekerja yang terabaikan dan dugaan kelalaian pihak pengawas.

Dahulu, sebelum jembatan alternatif lain berdiri, Jembatan Gunung Nago adalah satu-satunya harapan bagi warga Belimbing, Gunung Sarik, dan Kampung Pinang untuk mencapai Pasar Baru, kampus Unand, dan kawasan Indarung. Tak heran, perbaikan jembatan ini disambut gembira. Apresiasi pun mengalir deras kepada Walikota Fadly Amran dan Wakil Walikota Maigus Nasir, di bawah kepemimpinan merekalah proyek ini akhirnya terealisasi.

Namun, kegembiraan itu tercoreng oleh pemandangan miris yang tertangkap mata awak media di lokasi proyek. Para pekerja yang berjibaku memperbaiki jembatan tampak rentan, tanpa perlindungan memadai. Helm keselamatan, kacamata pengaman, penutup telinga, masker, sepatu safety, sarung tangan, rompi keselamatan, sabuk pengaman, hingga full body suit dan face shield—APD yang seharusnya menjadi tameng utama bagi keselamatan mereka—justru absen.

Bayangkan saja, di ketinggian jembatan yang membentang di atas lembah, para pekerja berisiko tinggi tertimpa benda berat, terpapar debu konstruksi yang berbahaya, hingga tergelincir dan jatuh. Tanpa sepatu safety, bahkan sebagian kaki pekerja rawan tertusuk benda tajam atau terhimpit material berat. Tanpa helm, benturan sekecil apapun bisa berakibat fatal. Di tengah kebisingan alat berat, telinga mereka terancam kerusakan permanen tanpa earplug atau earmuff.

Aturan proyek konstruksi sudah jelas mengamanatkan pentingnya keselamatan pekerja. APD bukan sekadar formalitas, melainkan perisai pelindung yang wajib dikenakan secara konsisten. Memilih APD yang tepat, menggunakan masker standar FFP2, alat pelindung telinga yang sesuai, dan sepatu safety yang memenuhi standar keselamatan adalah keharusan, bukan pilihan.

Kejanggalan semakin terasa ketika awak media mencoba mencari tahu lebih dalam tentang proyek ini. Keberadaan logo Pemerintah Kota Padang dan logo PU di papan pengumuman mengindikasikan keterlibatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Padang. Namun, ketika rasa penasaran mendorong untuk melakukan konfirmasi, jawaban yang didapat justru kebisuan.

Tri Hadiyanto, Kepala Dinas PUPR Kota Padang, memilih bungkam, seolah ada tabir rahasia yang enggan diungkap. Tak hanya sang kepala dinas, Insanul Riski, Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Kota Padang, pun ikut membisu saat dihubungi. Kebisuan ini menimbulkan tanda tanya besar di benak para jurnalis dan warga setempat. Apakah proyek ini didanai melalui dana aspirasi (pokir) anggota Dewan Kota Padang atau murni inisiatif PUPR Kota Padang?

Seorang warga setempat, yang meminta namanya dirahasiakan, mengungkapkan keprihatinannya, "Kasihan kita sama pekerja yang tidak dilengkapi APD. Kalau sampai jatuh dari atas jembatan kan bahaya, apalagi sekarang sering hujan, meskipun cuma rintik." Nada kekhawatiran terpancar jelas dari ucapannya, "Mestinya pengawas kegiatan ini memikirkan keselamatan pekerja."

Kecurigaan warga semakin bertambah dengan tidak adanya "gaib" papan nama kegiatan di lokasi. Padahal, papan nama proyek adalah informasi krusial bagi publik. Ia berfungsi memberitahukan masyarakat tentang adanya kegiatan konstruksi, mengidentifikasi lokasi proyek, dan memenuhi kewajiban yang diatur dalam peraturan daerah. Bahkan untuk proyek swakelola pun, pemasangan papan nama proyek adalah sebuah keharusan.

Ketidaktransparanan ini menimbulkan spekulasi dan pertanyaan di benak masyarakat. Mengapa informasi mendasar seperti nama proyek, sumber dana, kontraktor (jika ada), dan perkiraan waktu pengerjaan disembunyikan? Apakah ada sesuatu yang disembunyikan di balik proyek perbaikan jembatan yang seharusnya membawa kebaikan ini?

Ketiadaan APD bagi para pekerja dan bungkamnya para petinggi Dinas PUPR Kota Padang memunculkan dugaan kuat adanya kelalaian dari pihak pengawas. Sebagai pihak yang bertanggung jawab atas proyek ini, Dinas PUPR seharusnya memastikan bahwa setiap aspek pekerjaan, termasuk keselamatan pekerja, terpenuhi sesuai standar. Namun, fakta di lapangan justru menunjukkan sebaliknya.

Kisah perbaikan Jembatan Gunung Nago ini menjadi ironi yang pahit. Di satu sisi, warga mengapresiasi upaya pemerintah dalam meningkatkan infrastruktur. Namun, di sisi lain, keselamatan para pekerja yang mempertaruhkan nyawa demi mewujudkan perbaikan ini justru diabaikan. Bungkamnya para pejabat terkait semakin menambah luka dalam narasi ini, menyisakan pertanyaan besar tentang akuntabilitas dan tanggung jawab pengawas proyek di Kota Padang. Jangan sampai, apresiasi terhadap jembatan yang berdiri kokoh harus dibayar dengan keselamatan dan nyawa para pekerja yang terlupakan. (Mon)

PADANG PARIAMAN - Kondisi memprihatinkan infrastruktur di Korong Padang Kabau, Nagari Malai V Suku Timur, Kecamatan Batang Gasan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, menjadi sorotan tajam. Bagaimana tidak, jembatan yang menjadi urat nadi perekonomian warga hanya terbuat dari batang kelapa, sementara jalan utama sepanjang 2,4 kilometer dibiarkan rusak parah.

"Ini bukan lagi jalan, tapi kubangan kerbau! Jembatannya? Jangan tanya, bikin jantung mau copot setiap lewat," keluh seorang petani setempat, menggambarkan betapa sulitnya mereka beraktivitas sehari-hari.

Menanggapi keluhan tersebut, anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat, H. Beny Saswin Nasrun, langsung turun tangan. Pada Sabtu, 22 Februari 2025, ia meninjau langsung lokasi dan menyaksikan sendiri kondisi yang memprihatinkan tersebut.

"Masyarakat di sini hidup dari hasil pertanian. Dengan kondisi jalan dan jembatan seperti ini, bagaimana mereka bisa memasarkan hasil panennya? Ini jelas mengancam perekonomian mereka," tegas Beny Saswin, prihatin.

Jembatan batang kelapa yang reyot itu menjadi satu-satunya akses penghubung antar korong. Setiap hari, para petani mempertaruhkan nyawa saat melintasinya, membawa hasil bumi mereka untuk dijual ke pasar. Tak jarang, hasil panen mereka rusak atau busuk karena terlambat sampai tujuan.

"Kami berharap pemerintah segera membangun jembatan yang layak dan memperbaiki jalan ini. Kami ingin hidup layak, seperti masyarakat di daerah lain," harap warga dengan suara penuh harap.

Beny Saswin berjanji akan memperjuangkan aspirasi masyarakat ini hingga tuntas. Ia akan mendorong pemerintah daerah untuk segera mengalokasikan anggaran perbaikan infrastruktur di Korong Padang Kabau.

"Ini bukan sekadar masalah jalan dan jembatan, tapi masalah kemanusiaan. Masyarakat di sini berhak mendapatkan akses infrastruktur yang layak," pungkasnya.

Editor: Rini


Sungai Buluah Barat - Kabar gembira bagi warga Nagari Sungai Buluah Barat! Penantian panjang selama puluhan tahun akan jembatan permanen akhirnya menemui titik terang. Anggota Komisi III DPRD Sumatera Barat (Sumbar) , H. Beny Saswin Nasrun, SE, menunjukkan respon cepat terhadap keluhan warga terkait kondisi jembatan kayu yang memprihatinkan di daerah mereka.

Tinjauan Langsung ke Lokasi

Usai menerima aspirasi dari warga dan pemuka nagari, H. Beny Saswin Nasrun tidak menunggu lama. Pada hari Selasa, 18 Februari 2025, beliau langsung turun tangan meninjau kondisi jembatan yang menjadi penghubung penting antar nagari tersebut. Tindakan sigap ini membuktikan keseriusan beliau dalam menanggapi keluhan masyarakat.

Dalam kunjungannya, H. Beny Saswin Nasrun menyampaikan komitmennya untuk memperjuangkan pembangunan jembatan permanen sebagai salah satu skala prioritas melalui dinas terkait. Beliau menyadari betul bahwa jembatan merupakan infrastruktur krusial yang menunjang aktivitas ekonomi dan sosial warga.

Kondisi jembatan kayu di Sungai Buluah Barat memang sangat memprihatinkan. Jembatan yang telah berdiri selama lebih dari 20 tahun ini tidak mengalami perubahan berarti dan semakin rapuh. Warga khawatir jembatan ini akan ambruk dan membahayakan keselamatan mereka saat melintas.

Harapan Baru Bagi Warga

Dengan adanya respon positif dari H. Beny Saswin Nasrun, warga Sungai Buluah Barat kini memiliki harapan baru. Mereka berharap jembatan permanen segera dibangun agar aktivitas ekonomi mereka dapat berjalan lancar dan mereka tidak lagi dihantui rasa khawatir saat melintasi jembatan.

Komitmen H. Beny Saswin Nasrun

H. Beny Saswin Nasrun telah menunjukkan komitmennya untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat. Beliau tidak hanya memberikan janji, tetapi juga langsung turun tangan untuk melihat kondisi jembatan dan mencari solusi terbaik.

Mari Kita Kawal Bersama

Sebagai masyarakat, kita tentunya berharap agar janji yang telah diucapkan oleh H. Beny Saswin Nasrun dapat segera terealisasi. Mari kita bersama-sama mengawal proses pembangunan jembatan permanen di Sungai Buluah Barat demi kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat.

Editor: Rin



SUMBAR - 21 FEBRUARI 2025 - Menyorot Pekerjaan jaringan perpipaan SPAM IKK Air Sonsang Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan yang dilaksanakan PT.Randinal Pratama Mandiri pada tahun 2024 lali.

Terkesan tidak kooperatif, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Widya Putri, saat dikonfirmasi terkait waktu masa perawatan proyek yang diduga terabaikan.

Dilansir dari media mitrarakyat.com, ruas jalan Nasional Padang-Painan mengalami kerusakan di bahu jalan diduga akibat dari bekas penggalian yang dilakukan PT.Randinal Pratama Mandiri.

Meskipun sudah dilakukan pengecoran kembali, namun kondisi bahu jalan tidak seperti semula lagi. Saat ini kondisi bahu jalan sudah banyak yang retak, patah dan berlubang.

Kerusakan diruas jalan nasional Padang Painan itu disinyalir akibat dari pelaksnaan yang tidak mengacu pada bestek. Salah satunya saat penggunaan tanah bekas galian dijadikan tanah timbunan (tanah urug ).

Material bekas galian pipa tersebut terlihat banyak mengandung pecahan beton. Sekarang kondisi dilapangan bahu jalan yang baru selesai itu sudah berlubang. Padahal usia pekerjaan galian pipa tersebut masih baru masuk satu bulan dimasa pemeliharaannya.

Parahnya saat awak media menghubungi PPK terkait pengerjaan tersebut melalui WhatsApp beliau pada tanggal 20 Februari 2025 lebih kurang jam 14.13 Wib. PPK Widya Putri yang akrab dipanggil Riri itu terkesan tidak peduli atau bungkam.

Proyek dimenangkan oleh PT.Radina Pratama Mandiri dengan nilai Kontrak Rp.11.833.688.000,-  

Masa pelaksanaan selama 210 hari kalender. Dalam pelaksanaannya, kontraktor melakukan penggalian di bahu jalan nasional Padang-Painan sepanjang 1,6 Km. Dan saat ini bekas galian dibahu jalan sudah rusak parah dibeberapa titik.

Hingga berita ini diterbitkan, media masih dalam tahap mengumpulkan data-data serta menunggu klarifikasi PPK dan upaya konfirmasi pihak terkait lainnya.

(Irmon.S)

PADANG - 12 FEBRUARI 2025 - Di sudut kota Padang, tepatnya di Tabing Banda Gadang, sebuah transformasi nyata telah terjadi. Bukan sekadar perubahan fisik, melainkan perubahan yang menyentuh hati dan mengubah kehidupan. Jalan beton yang kini terbentang mulus, bukanlah sekadar infrastruktur, melainkan "hadiah terindah" yang mengubah hidup warga.

Ingatkah kita pada jalanan penuh lumpur dan genangan air yang dulu menghiasi Tabing Banda Gadang? Setiap tetes hujan menjadi momok, mengubah jalanan menjadi kubangan yang menyulitkan aktivitas sehari-hari. Anak-anak terpaksa mengurungkan niat bermain, ibu-ibu berjuang mendorong kereta bayi, dan lingkungan tampak kumuh tak terawat.

"Dulu, setiap kali hujan, kami seperti terisolasi. Jalanan rusak parah, sulit dilalui. Anak-anak sering jatuh saat bermain, dan kami khawatir dengan kesehatan mereka," kenang Ibu Yen, seorang warga dengan mata berkaca-kaca.

Namun, semua itu kini tinggal kenangan. Dinas Perkimtan Sumbar hadir membawa perubahan. Jalan beton yang kokoh kini menggantikan kubangan lumpur, membawa harapan dan semangat baru bagi warga.

"Jalan ini bukan sekadar jalan. Ini adalah simbol perubahan, simbol harapan. Anak-anak kami kini bisa bermain dengan riang, tanpa takut jatuh. Kami bisa beraktivitas dengan nyaman, tanpa khawatir terjebak dalam kubangan lumpur," ujar seorang tokoh masyarakat setempat.

Lebih dari Sekadar Infrastruktur

Perubahan ini bukan sekadar tentang infrastruktur. Ini tentang kualitas hidup yang meningkat, tentang lingkungan yang lebih sehat, dan tentang kebahagiaan yang terpancar dari wajah setiap warga.

 * Anak-anak riang bermain: Jalan beton yang mulus menjadi arena bermain yang aman bagi anak-anak. Tawa riang mereka kini menghiasi setiap sudut lingkungan.

 * Ibu-ibu nyaman beraktivitas: Ibu-ibu kini bisa dengan leluasa membawa kereta bayi, berbelanja, atau sekadar berjalan-jalan menikmati udara segar.

 * Lingkungan asri dan sehat: Warga bergotong royong menanam bunga dan tanaman hias, menciptakan lingkungan yang asri dan sehat.

 * Semangat gotong royong: Proyek ini memicu semangat gotong royong warga, yang bersama-sama menjaga dan merawat jalan baru ini.

Apresiasi dan Harapan

Warga Tabing Banda Gadang tak henti-hentinya mengucap syukur kepada Dinas Perkimtan Sumbar. Mereka berharap, kisah sukses ini dapat menjadi inspirasi bagi wilayah lain.

"Kami sangat berterima kasih kepada Dinas Perkimtan Sumbar. Mereka telah memberikan hadiah terindah bagi kami. Kami berjanji akan menjaga dan merawat jalan ini dengan sebaik-baiknya," pungkas Ibu Yen, mewakili seluruh warga.

Pesan Moral

Kisah Tabing Banda Gadang adalah bukti nyata bahwa pembangunan infrastruktur yang tepat sasaran dapat mengubah hidup masyarakat. Jalan beton ini bukan sekadar jalan, melainkan simbol harapan, kemajuan, dan kebahagiaan. (R) 


SUMBAR - 30 NOVEMBER 2024 - Kombinasi sinergi yang dilakukan oleh PT.SMS (PT.Sarana Mitra Saudara) dengan Dinas PUPR selaku pihak Pemerintah Kabupaten Tanah Datar dalam melaksanakan kegiatan infrastruktur jalan telah menunjukkan hasil maksimal.

Sebagaimana diketahui, kontrak kerja kegiatan Rehabilitasi Jalan (BKK Paket I) meliputi beberapa ruas, seperti ruas Sp. Batu Palano - Batas Agam, ruas Sp.Kiambang - Balai Selasa, ruas Sp.Siturah - Aur Sarumpun - Sawah Taruko, dan ruas Sp. Turawan - Pasir Jaya.
Saat ini, sebahagian besar ruas tersebut telah tuntas pengerjaannya dilaksanakan oleh PT.Sarana Mitra Saudara, selaku perusahaan kontraktor pemenang tender, dan ruas - ruas tersebut telah dimanfaatkan oleh masyarakat pengguna jalan.

Beberapa waktu lalu, Pemerintah Kabupaten Tanah Datar, melalui Dinas PUPR menjelaskan, "menyikapi keluhan masyarakat serta untuk menunjang kelancaran pergerakan manusia dan barang khususnya di daerah Koto Baru, Kecamatan X Koto, Pemerintah Kabupaten Tanah Datar melakukan rehabilitasi jalan pada ruas Batu Palano-Batas Agam-Pasar Agro yang dekat dengan Pasar Koto Baru.

"Ruas ini terkoneksi pada jalan nasional/arteri primer penghubung Padang-Pekanbaru, dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Agam. Saat ini proses pengaspalan telah selesai dilakukan dan masyarakat sudah dapat memanfaatkannya kembali. Tetaplah fokus dan jaga keselamatan selama berkendara.
Terpisah, salah seorang warga setempat yang inisialnya tak minta disebut mengatakan. “ Tersedianya akses jalan yang baik dan mantap adalah harapan masyarakat,”ucapnya pada Awak media.

"Dan saat ini hal tersebut dapat direalisasikan oleh pihak Pemda Tanah Datar, dan juga rekanan yang sangat profesional dalam bidang, tentu saja ini patut diapresiasi,” ulasnya.

Disisilain Mak Wan (42) yang juga warga sekitar juga sangat mengapresiasi pekerjaan yang tertuang dalam kontrak kerja Rehabilitasi Jalan (BKK Paket I).

"Kami menganggap, terealisasinya pembangunan/rehabilitasi jalan ini adalah sebuah kado yang istimewa bagi kami masyarakat dimometum Hari Bakti PU 2024 ini oleh Pemerintah Tanah Datar.

Untuk itu, selaku masyarakat kami tak lupa mengucapkan terimakasih kepada Pemkab Tanah Datar, terimakasih Dinas PUPR, dan juga terimakasih kepada pihak rekanan (PT.SMS) yang sangat profesional dalam bidang infrastruktur jalan," ucapnya.  **

SUMBAR - 13 DESEMBER 2024 - Kegiatan pelaksanaan pembangunan sarana prasarana pengendalian banjir serta sedimen Batang Bangko dan Suliti di Kabupaten Solok Selatan akhirnya rampung. Alhasil membuat warga setempat berucap rasa syukur lantaran impian mereka terwujud.
Sebagaimana diketahui, proyek bernomor kontrak HK.02.03/01/BWS. SV/PJSA- WSBH/SP/1/2024, telah menghilangkan kecemasan mereka terhadap banjir yang selama ini selalu mengintai. Alhamdulillah, kini sudah teratasi berkat adanya bangunan kokoh pengendalian banjir yang mereka impikan. Sekarang perkampungan, sawah, dan ladang mereka bakal aman.

Menariknya lagi, lokasi pengendalian banjir Batang Bangko dan Suliti sekarang menjadi kawasan wisata sungai, selain mempercantik kawasan wisata Seribu Rumah Gadang, menjadi icon wisata baru bagi Kabupaten Solok Selatan. Untuk ini apresiasi kami berikan pada kontraktor yang sangat profesional dalam bidangnya, ujar warga setempat yang inisialnya tak minta disebutkan.

Dikatakan nya, dulu kawasan sungai sangat kumuh dan mudah tergerus air, apalagi jika hujan mengguyur warga selalu merasa cemas seakan hujan yang turun siap bakal mendatangkan bahaya banjir. Sekarang kecemasan mereka mulai sirna dan berubah menjadi bahagia.
Sebab, bangunan pengendalian banjir sangat kokoh lagian enak untuk dipandang. Kawasan kumuh itu sekarang telah disulap menjadi kawasan wisata. Hal ini terlihat jelas disepanjang sungai Batang Bangko dan Suliti.

Namun, dibalik keindahan pengendalian banjir dan sedimen Batang Bangko serta Suliti yang selesai tepat waktu termasuk mutu. Tersiar suara miring dari pihak tertentu. Misalnya masalah material yang digunakan. Padahal, tak ada persoalan.

Proyek Balai Wilayah Sungai Sumatera V (BWSS V) dikerjakan, PT. Graha Bangun Persada senilai Rp14.116.399.500.00, pemakaian material tidak ada memakai Sirtu (Pasir dan Batu) yang berasal dari tambang rakyat (tambang ilegal) di wilayah tersebut. Ada-ada saja ulasnya sembari berucap.

Disisilain pengakuan Arbindo, dikutip dari salah satu media online. “Material yang terpasang berasal dari galian lokasi pekerjaan. Intinya, material bekas galian di lokasi pekerjaan.” Itupun sudah diadendum, menggunakan material setempat,” ujarnya.

PADANG - 1 NOVEMBER 2024 - Keberadaan proyek satuan kerja SNPT PJPA WS. IAKR WS. Indragiri Akuaman, WS. Kampar, WS. Rokan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), nomor kontrak HK.02.03/03/SNVT-PJPA-WS.IAKR/ATAB-II/VII/2024, yang berlokasi di Imtek Palukahan hulu Sungai Batang Air Dingin, Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, sangat berdampak positif baik terhadap lingkungan maupun masyarakat setempat.

Karena, dipekerjaan rehabilitasi prasarana air baku Kota Padang, tanggal kontrak 16 Juli 2024, kegiatan milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Sumber daya Air, SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air WS. IAKR Provinsi Sumbar, telah membuka peluang kerja bagi bagi warga setempat.

“ Kami sangat mengapresiasi proyek senilai Rp 4.571.862.100,00. Sebab, dengan adanya pekerjaan Imtek Palukahan yang dikerjakan oleh kontraktor pelaksana CV. Rangkayo Basa, sebagian dari masyarakat tidak lagi ada yang menganggur, “ ujar Rahma, warga setempat pada saat bincang-bincang santai dengan awak media di kedai kopi yang tidak berapa jauh dari lokasi kegiatan.

Sembari menuangkan kopi ketadah Rahma, yang ternyata adalah humas juga berujar, kegiatan ini waktu pelaksanaannya 150 (Seratus Lima Puluh) hari kalender. Alhamdulillah, untuk para pekerjanya dari kita-kita warga setempat.

Disisi lain, salah seorang pekerja yang inisialnya minta tidak disebut, saat diminta tanggapannya oleh Awak media terkait adanya proyek Imtek mengatakan. “ Kita sangat terbantu, kita sangat berterimakasih ke pihak Balai Wilayah Sungai Sumatera V (BWSS-V) Padang, dan juga rekanan yang telah merangkul kami-kami penduduk setempat untuk bekerja, ujarnya. **


PADANG - 30 OKTOBER 2024 - Pekerjaan longsegment jalan utama Pantai Air Manis no kontrak : 001/Kont-PJ/DAK/DPUPR/2024, keberadaannya sangat dirasakan oleh warga setempat termasuk para pengunjung objek wisata Batu Malin Kundang.
Kegiatan milik Dinas PUPR Kota Padang, tanggal kontrak 20 Mei 2024 dibawah tanggungjawab Kabid Bina Marga ini, selain bermanfaat juga telah merubah alam sekitarnya menjadi bersih, asri dan bernilai estetika. 

Kita bukan memuji, proyek senilai Rp5.485.888.732.91 yang dikerjakan PT. Nada Pratama, konsultas dan pengawas CV. Alkhalifi Pratama Consultan, proyek ini memang layak mendapat apresiasi. Sebab, rekanan sangat profesional dalam bidangnya, ujar Wardi (52) warga setempat saat ditemui awak media.

Hal senada juga disampaikan oleh Muksin (31), seorang pedagang yang kerap lalu-lalang diarea tersebut. Katanya, sebelum ada kegiatan proyek masa pelaksanaan 135 (Seratus Tiga Puluh Lima) hari kalender, tanggal kontrak 20 Mei 2024, awalnya sangat memprihatikan, lobang sana sini menganga dan kerap mengundang kecelakaan, kini jalannya sudah mulus, Pemerintah Kota (Pemko) Padang dibawah komando Pj Wali Kota Andree memang sangat luar biasa.

“ Bahkan, pekerjaan longsegment jalan utama Pantai Air Manis, keberadaannya semakin mengundang pengunjung objek wisata Batu Malin Kundang. Meski pekerjaan berada di lokasi padat kendaraan yang tiap hari lalu lalang menuju kawasan wisata. Namun tidak menghambat pekerjaan. 

Sementara, Kabid Bina Marga, Dinas PUPR Kota Padang, Ikhsanul Rizki, mengatakan, jalan utama Pantai Air Manis ini, makin memperlancar arus lalu lintas menuju objek wisata.

“Tidak itu saja, dengan adanya jalan ini, mendukung kegiatan ekonomi masyarakat setempat. Juga berimbas peningkatan PAD Kota Padang, melalui destinasi wisata,” katanya. (An)

PADANG - 19 OKTOBER 2024 - Terbias senyum kebahagiaan dari setiap warga yang melintas di Jalan Pegambiran Ampalu Nan XX, Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang. Pasalnya, jalan yang biasa mereka lewati kecil dan berlubang di tiap jengkal, kini mulus berkat kegiatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Padang.
Hamparan aspal hitam yang membentang telah membuat lingkungan sekitarnya menjadi asri juga sejuk untuk dipandang. Ternyata, keberadaan kegiatan penyelenggaraan jalan Kabupaten Kota sub pekerjaan pemeliharaan berkala rehabilitasi jalan (DBH) Ampalu raya tahun anggaran 2024, mampu membuat masyarakat yang lalu-lalang berdecak kagum.

Bahkan, proyek No kontrak 009/Kont-Pj/DBH/DPUPR/ 2024, tanggal kontrak 15 Juli 2024, nilai kontrak Rp. 4.213.022.238,29, sangat berdampak positif terhadap lingkungan termasuk perekonomian warga. Jadi, kegiatan dengan masa pelaksanaan (Seratus Dua Puluh) hari kalender ini wajar mendapat pujian.

“ Biasanya saat kendaraan berpapasan satu dengan lainnya harus ekstra hati-hati. Bahkan, kemacetan sering terjadi, kini tidak lagi. Sebab, selain mulus jalan sudah lebar,” ujar Samsi (35) salah seorang pengemudi angkot yang kerap lalu-lalang diarea tersebut.

“ Atas telah mulusnya badan jalan ini kami selaku warga mengucapkan terimakasih banyak pada Pemerintah Kota Padang, terutama Dinas PUPR Padang, kegiatannya patut mendapatkan apresiasi, begitu juga dengan rekanan, mereka sangat profesional dalam bidang infrastruktur jalan,” ujarnya. (An)

PARIAMAN - 10 OKTOBER 2024 - Saat matahari mulai meredup sekitar pukul 17.02, tim investigasi awak media ini sampai di sebuah kota yang berjuluk Kota sala lauak. Atau dengan sebutan lain Kota pantai. Kenapa melekat sebutan itu, karena Pariaman merupakan kota tua di pantai barat Pulau Sumatera.

Keramahan penduduknya memudahkan awak media untuk berdiskusi mengenai Proyek infrastruktur rekontruksi jalan Bypass Periaman, bernomor kontrak 04.1/PKK/SPK-PJN1- Bb.03.23.1.5/1/2024, yang tengah dikerjakan oleh kontraktor PT. Sarana Mitra Saudara (SMS), dengan konsultan supervisi PT. Garis Putih Sejajar KSO PT. Adimascipta Dwipantara dan CV. Parades Karya Consultants. PT. SMS.

Kegiatan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Bina Marga Balai Pelaksana Jalan Nasional Sumatera Barat (BPJN Sumbar), Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional Wilayah 1 Provinsi Sumbar, tahun anggaran 2024, dengan masa pelaksanaan 300 (Tiga Ratus) hari kalender, dan masa pemeliharaan 365 (Tiga Ratus Enam Puluh Lima) hari kalender, sangat bermanfaat buat masyarakat setempat.

Hal ini terlihat dari sisi infrastruktur jalan yang awalnya kecil sudah membentang lebar lantaran adanya penambahan bahu jalan, begitu juga dengan saluran drainase yang tadinya tidak tertata sekarang sudah rapi dan air limbah lancar mengalir didalamnya. Artinya, “Project Value : Rp 47.845.594.000,00. miliar, tidak mubazir. Profesional rekanan dalam bekerjaan ini patut diapresiasi.

Namun ada hal yang harus diketahui, ketika infrastruktur jalan telah dihadirkan, bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata, masyarakat juga harus ikut berperan dalam menjaga dan merawatnya.

Jufrizal, (37) warga setempat dalam bincang-bincang santai sama awak media mengatakan bahwa, infrastruktur jalan sangat penting dalam menjaga asa urat nadi perekonomian. Hal ini tidak lepas dari perannya dalam mendukung pergerakan manusia dan berpengaruh pada kegiatan distribusi serta logistik. 

Pada titik ini, ketersediaan infrastruktur bernilai penting karena berkorelasi dengan waktu tempuh dan ongkos distribusi yang menentukan kemajuan suatu daerah. Dengan adanya kegiatan pembenahan bahu jalan, serta telah terbangunnya drainase yang baik di Bypass Periaman oleh pihak BPJN Sumbar, diyakini bakal meningkatkan perekonomian warga setempat. Intinya, proyek infrastruktur rekontruksi Jalan Bypass Periaman sangat menguntungkan Masyarakat. Untuk itu, selaku warga kami mengucapkan terimakasih kepada BPJN Sumbar, dan juga rekanan yang kami nilai sangat profesional dalam bidangnya, ucap Juf. Tim

PADANG - 5 OKTOBER 2024 - Perdana di provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Pasar Raya Padang Fase VII Selevel Mall bakal berfungsi dan menggeliatkan pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, tampilan gedungnya yang “elegan” bisa memicu rasa keingintahuan para pengunjung.
Pembangunan Gedung Pasar Raya Kota Padang fase VII yang dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT Adhi Persada Gedung, keberadaannya bertujuan untuk mengembalikan fungsi pasar sebagai pusat perdagangan yang aman dan nyaman. 

Bangunan gedung ini terdiri dari, satu lantai semi basement yang bakal diperuntukkan buat pedagang kaki lima. Kemudian, dua lantai lagi difungsikan sebagai kios dan satu lantai lagi sebagai lokasi parkir kendaraan.
Kemudian, gedung ini juga dilengkapi dengan fasilitas seperti ruang toilet, tangga eskalator, kemudian kios-kios telah dilengkapi dengan rolling door, serta bahagian lantai dilapisi keramik, untuk bagian dalam gedung terlihat jaringan listrik serta lampu penerangan juga telah ready.

Pasar yang memiliki luas bangunan 9.320 meter persegi tersebut bakal mampu menampung sekitar 1.243 pedagang. Pembangunan gedung ini tertuang dalam kontrak kerja tahun jamak “Project Value : Rp 103 miliar, project schedule : 2023 s/d 2024” dan dilaksanakan oleh PT Adhi Persada Gedung selaku kontraktor pelaksana, serta PT.Deta Decon selaku supervisi.
Koordinasi secara intens yang dilakukan Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumatera Barat (BPPW Sumbar), selaku ujung tombak perpanjangan tangan dari Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR ini telah menunjukkan hasil yang maksimal pada kegiatan pembangunan Pasar Raya Padang Fase VII.

Guruh Indarto, selaku QHSE Manager PT. Adhi Persada Gedung (APG) saat bincang-bincang santai dengan awak media menjelaskan bahwa, bangunan Fase VII Pasar Raya Padang ini miliki tiga lantai, dengan 304 ruang kios, 650 stan/lapak. Mengenai lahan parkir bangunan baru Fase VII Pasar Raya Padang, mampu menampung sekitar 122 kendaraan roda empat (mobil), dan 144 kendaraan roda dua (motor). 
Kemudian untuk menjaga kebersihan gedung selama masa perawatan, PT. Adhi Persada Gedung juga memperdayakan tenaga "cleaning service" yang handal dalam tugasnya, lantaran pekerjaannya tersebut membawa nama perusahaan. Dengan kata lain harus terjamin tanggung jawab dan kualitas kerjanya. An


PADANG – 18 SEPTEMBER 2024 - Terbias senyum kebahagiaan dari raut wajah beberapa warga yang berada di jalan Guo Gunung Sarik, Kecamatan Kuranji Kota Padang, tatkala melihat jalan setapak yang sering mereka lalui biasanya tanah merah berbaur kerikil, kini tengah dalam proses pengerjaan betonisasii.

Jalan yang tiap kali habis hujan selalu merepotkan warga tersebut bakal tergerus oleh program Peningkatan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU), milik Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Provinsi Sumatera Barat (Perkimtan Sumbar). Rasa haru yang tidak bisa mereka sembunyikan ini terlihat jelas oleh awak media yang kala itu tidak sengaja singgah ke lokasi proyek nomor kontrak 035/SPK.PPK.3/PSU.PDG/KP-Perkimtan/VIII-2024.


“ Sejujurnya, kami telah lama mendambakan adanya jalan layak yang bisa dilalui kendaraan baik roda dua maupun empat. Alhamdulillah, kini baru terealisasi,” ucap Young Abo (47) warga sekitar lokasi kegiatan kontraktor pelaksana CV. Vanca Karya Satria, dengan nilai pelaksanaan Rp. 152.210.000,- (Seratus Lima Puluh Dua Juta Dua Ratus Sepuluh Ribu Rupiah) dan waktu pelaksanaan 60 (Enam Puluh) hari kalender.


Begitu juga dengan saluran drainase, yang dulunya tidak tertata dan luapan air sering naik ke jalan, kini sudah lancar mengalir dan lingkungan kamipun menjadi asri. Yang jelas kegiatan milik Dinas Perkimtan Sumbar, manfaatnya sangat kami rasakan, semoga kegiatan bisa segera rampung dan juga tepat mutu, harap Young Abo sembari berucap. Terimakasih Perkimtan Sumbar. (Moudy/Mon)


PADANG - 9 SEPTEMBER 224 - Pembangunan 'Padang Skatepark' atau arena bermain skateboard, nomor Kontrak: 000.31/32.2/DDTP/Dispar-Pdg/2024, lokasi Kawasan Pantai Muaro Lasak, Pantai Padang, bakal membawa dampak positif terhadap tumbuh kembangnya perekonomian Kota Padang.

Kegiatan bersumber dari belanja modal rehabilitasi lapangan skateboard Muaro Lasak, tahun anggaran 2024, nilai kontrak Rp. 2.352.788.032,00 dengan waktu pelaksanaan 120 hari kalender ini tengah dalam pengerjaan dan bakal menjadi “sport tourism” baru untuk Kota Padang.


Sebab, Skateboard termasuk kategori olahraga ekstrem, karena itulah diminati oleh kalangan anak muda yang berjiwa bebas dan menyukai tantangan. Oleh karena itulah kegiatan dibawah pengawasan Dinas Pariwisata Kota Padang ini mendapat acungan jempol dari komunitas pecinta skateboard yang ada di Kota Padang.


“Dengan adanya arena bermain skateboard ini para generasi muda bisa berolahraga sambil berwisata. Bahkan, nantinya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi warga dan wisatawan baik lokal maupun nasional untuk berkunjung ke Kota Padang,” ujar Wawan (22) salah seorang warga Padang pecinta bermain skateboard.


Atas adanya arena Padang skatepark buat para generasi muda bisa berolahraga. Selaku anak muda yang mencintai olahraga ini, kami mengucapkan terimakasih pada Pemerintah Kota Padang dan Dinas Pariwisatanya. An


SUMBAR - 13 SEPTEMBER 2024 - Proyek infrastruktur rekontruksi jalan Bypass Periaman no kontrak 04.1/PKK/SPK-PJN1- Bb.03.23.1.5/1/2024, keberadaannya sangat dirasakan oleh warga setempat termasuk para pengemudi yang kerap lalu-lalang diarea tersebut. 


Kegiatan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Bina Marga Balai Pelaksana Jalan Nasional Sumatera Barat (BPJN Sumbar), Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional Wilayah 1 Provinsi Sumbar. Selain bermanfaat juga telah merubah alam sekitarnya menjadi bersih, asri dan bernilai keindahan.


Kita bukan memuji, proyek infrastruktur rekontruksi tahun anggaran 2024 yang dilaksanakan oleh kontraktor PT. Sarana Mitra Saudara (SMS), dengan konsultan supervisi PT. Garis Putih Sejajar KSO PT. Adimascipta Dwipantara dan CV. Parades Karya Consultants. PT. SMS ini memang layak mendapat apresiasi. Sebab, sangat profesional dalam bidangnya, ujar Winarno (52) warga setempat saat ditemui awak media.


Hal senada juga disampaikan oleh Muksin (31), seorang pedagang yang kerap lalu-lalang juga diarea tersebut. Katanya, sebelum ada kegiatan proyek masa pelaksanaan 300 (Tiga Ratus) hari kalender, dengan masa pemeliharaan 365 (Tiga Ratus Enam Puluh Lima) hari kalender, yang dikerjakan oleh PT. SMS. Jalan Bypass ini awalnya selain sempit, kondisinya juga sangat memprihatinkan. Kini, hamparan beton sudah terbentang dan rasa was-was saat berpapasan dengan kendaraan lain juga telah berangsur sirna.

Seperti yang pernah disampaikan Ka Satker PJN Wilayah 1 Sumbar ke salah satu media. “Jika PT. SMS yang bekerja kita tidur saja dirumah kegiatan mereka tetap jalan”. Hal ini terbukti di pekerjaan nilai kontrak: Rp. 47.845.594.000,00. Hamparan jalan beton terpajang di kiri kanan area persawahan, kerja rekanan kita akui.


“Atas adanya kegiatan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera Barat (BPJN Sumbar), Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah 1 Provinsi Sumbar. Selaku warga yang merasakan manfaatnya, kami mengucapkan terimakasih, terutama pada rekanan, semoga proyek ini selesai tepat waktu dan tempat mutu, ujarnya.  An

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.