April 2025

PARIAMAN – Pemerintah Kota Pariaman secara resmi menggelar Launching Program Perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi Pekerja Rentan Kategori Petugas Keagamaan dan Lembaga Adat untuk Tahun 2025. Acara peluncuran yang mengusung tema "Pariaman, Kota Peduli Pekerja Rentan" ini dilaksanakan pada tanggal 24 April 2025 di Kota Pariaman.

Program ini merupakan inisiatif strategis yang lahir dari kepedulian Pemerintah Kota Pariaman terhadap kelompok pekerja sektor informal, khususnya para petugas keagamaan seperti Imam, Khatib, Bilal, Garin, Ubaiyah, Labai, Guru Mengaji, serta pengurus lembaga adat yang mencakup urang tuo, cadiak pandai, kapalo mudo, keamanan, dan Bundo Kanduang. Kepala Dinas PTSP Kota Pariaman, Gusneti Zaunit, dalam laporannya menyampaikan bahwa cakupan kepesertaan jaminan sosial ketenagakerjaan di kalangan kelompok ini masih sangat minim, yang berpotensi memperburuk kondisi ekonomi jika terjadi musibah kerja atau memasuki masa tidak produktif.

Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan Pariaman, capaian Universal Coverage Jaminan Sosial Ketenagakerjaan di Kota Pariaman baru berada di angka 37% untuk sektor formal dan informal. Melalui program unggulan Balad-Mulyadi ini, Pemerintah Kota Pariaman menargetkan peningkatan signifikan cakupan hingga 20% dari tahun sebelumnya, dengan menerapkan prinsip gotong royong dalam pembiayaan.

Tujuan utama program ini adalah memberikan jaminan sosial yang komprehensif terhadap risiko kecelakaan kerja dan kematian. Manfaat yang diberikan mencakup perawatan medis, santunan, hingga beasiswa pendidikan bagi ahli waris. Diharapkan, perlindungan ini dapat memberikan rasa aman dan ketenangan bagi pekerja rentan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, serta menjadi jaring pengaman saat menghadapi tantangan ekonomi atau risiko pekerjaan. Program ini juga diharapkan mendorong partisipasi masyarakat luas dalam ekosistem jaminan sosial ketenagakerjaan.

Pelaksanaan program ini memiliki landasan hukum yang kuat, merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian, Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2021 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2024 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2025.

Acara peluncuran dihadiri oleh jajaran tinggi Pemerintah Kota Pariaman, termasuk Wali Kota, Wakil Wali Kota, Ketua DPRD, serta unsur FORKOPIMDA. Turut hadir pula Sekretaris Daerah, Staf Ahli, Asisten, Kepala Perangkat Daerah terkait, Ketua TP PKK, Ketua GOW, Ketua DW, Bundo Kanduang Kota Pariaman, perwakilan BPJS Ketenagakerjaan Padang dan Padang Pariaman, Kepala Desa dan Lurah se-Kota Pariaman, Kader Ketenagakerjaan, perwakilan peserta BPJS Ketenagakerjaan, serta rekan-rekan media cetak, online, dan elektronik. (Rin) 

PADANG - 27 APRIL 2025) - Gedung serbaguna Persatuan Keluarga Pesisir Selatan (PKPS) di Kota Padang hari ini dipadat. Puluhan warga masyarakat Pesisir Selatan yang berdomisili di Kota Padang dengan antusias menyambut kedatangan sosok Anggota DPR RI, Andre Rosiade. Suasana penuh kekeluargaan dan semangat persatuan begitu kental terasa sejak pagi.

Puncak acara yang paling dinantikan adalah penyerahan satu unit bantuan ambulans dari Andre Rosiade kepada PKPS. Bantuan ini disambut sorak sorai dan tepuk tangan meriah dari seluruh hadirin, menandakan betapa berharganya kepedulian wakil rakyat tersebut bagi komunitas perantau Pesisir Selatan.

Kemeriahan hari ini semakin lengkap dengan kehadiran Rafles, mantan Sekretaris DPRD Provinsi Sumatera Barat, yang turut menyaksikan langsung momen penyerahan ambulans. Kehadiran Rafles bukanlah hal yang asing bagi warga Pesisir Selatan. Dikenal luas sejak masih aktif berdinas, sosok Rafles yang merupakan tokoh dari Lengayang ini telah lama menjadi panutan dan memiliki ruang komunikasi yang terbuka bagi masyarakat Pesisir Selatan di Padang. Keberadaannya di tengah acara menegaskan betapa kuatnya ikatan emosional antara tokoh dan komunitas.

PKPS, atau yang juga erat kaitannya dengan PKPWL (Perkumpulan Keluarga Perantau Wilayah Lengayang), kembali menunjukkan kiprahnya sebagai wadah organisasi kedaerahan yang sangat solid. Hari ini, solidaritas itu terwujud nyata dengan hadirnya perwakilan masyarakat Pesisir Selatan dari hampir seluruh tingkatan, mulai dari kelurahan hingga kecamatan yang tersebar di 11 kecamatan dan 104 kelurahan di Kota Padang. Ini adalah cerminan nyata dari persatuan dan kesatuan yang senantiasa mereka jaga.

Antusiasme yang memancar dari setiap wajah yang hadir bukan sekadar kebahagiaan menyambut tamu atau menerima bantuan, melainkan juga representasi dari kerinduan untuk membangun dan mempererat tali silaturahmi. Koordinasi sesama anggota PKPS/PKPWL berjalan lancar, menunjukkan kematangan organisasi dalam menyatukan warganya.

Momentum hari ini terasa semakin istimewa karena merupakan kelanjutan dari kegiatan halal bihalal PKPS Kota Padang yang telah dilaksanakan sebelumnya. Kebersamaan yang terjalin diharapkan akan terus kokoh di masa depan, menjadi modal utama bagi warga masyarakat Pesisir Selatan di perantauan untuk bersama-sama merajut asa dan membina hubungan harmonis antar sesama.

Perkumpulan Keluarga Perantau Wilayah Lengayang (PKPWL) Pesisir Selatan, baik di Kota Padang maupun Provinsi Sumatera Barat, patut berbangga atas suksesnya penyelenggaraan acara hari ini. Kegiatan ini tidak hanya memperkuat ikatan internal, tetapi juga membuka ruang komunikasi dan kontribusi nyata bagi kesejahteraan warga. Hari bahagia ini menjadi penanda penting betapa kuatnya simpul kekeluargaan masyarakat Pesisir Selatan, di mana pun mereka berada. (Rn) 

Teks foto: Grand Launching Bunda Executive Clinic ditandai dengan pengguntingan pita oleh jajaran pimpinan PT Bundamedik Tbk dan RSU Bunda Padang, Jumat (25/4/2025).

PADANG – RSU Bunda Padang secara resmi membuka layanan kesehatan eksklusif, Bunda Executive Clinic, pada Jumat (25/4/2025). Berlokasi di lantai 4 Gedung D rumah sakit tersebut, klinik ini hadir sebagai komitmen RSU Bunda Padang dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang paripurna, cepat, dan nyaman bagi masyarakat Sumatera Barat, khususnya Kota Padang.

Direktur RSU Bunda Padang, Helgawati, menegaskan bahwa kehadiran Bunda Executive Clinic merupakan langkah strategis dalam menghadirkan layanan kesehatan yang berorientasi pada kebutuhan pasien modern.

"Klinik eksekutif ini dilengkapi layanan dokter spesialis dan subspesialis yang ahli di bidangnya. Fasilitas ini kami hadirkan untuk pasien yang mengutamakan kenyamanan dan efisiensi dalam memperoleh pelayanan medis," ujar Helgawati dalam sambutannya.

Ia juga berharap, dengan dibukanya klinik ini, RSU Bunda Padang dapat menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan berkualitas tinggi dalam suasana yang lebih personal dan profesional.

Turut hadir dalam peresmian, Komisaris Utama PT Bundamedik Tbk (BMHS), Ivan Rizal Sini, menyampaikan bahwa kehadiran klinik eksekutif ini menjadi bagian dari inovasi berkelanjutan yang dilakukan oleh jaringan rumah sakit Bunda Group di seluruh Indonesia.

"Memberikan pelayanan kesehatan terbaik adalah proses tanpa akhir. Di usia ke-52 tahun BMHS, kami terus beradaptasi dan memperluas layanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. RSU Bunda Padang dengan klinik eksekutif ini menjadi representasi dari visi jangka panjang kami," ujar Ivan.

Ia menambahkan, RSU Bunda Padang diharapkan dapat terus tumbuh sebagai institusi kesehatan unggulan yang mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat Kota Padang dan sekitarnya.

Prosesi peresmian Bunda Executive Clinic ditandai dengan pengguntingan pita yang dilakukan oleh jajaran pimpinan PT Bundamedik Tbk dan RSU Bunda Padang. Tampak hadir antara lain: Ivan Rizal Sini (Komisaris Utama PT Bundamedik Tbk), Retno Marsudi (Komisaris Independen PT Bundamedik Tbk), Mesha Rizal Sini (Komisaris PT Bundamedik Tbk), Rito Alam Rizal Sini (Komisaris RS Bunda Group), Agus Heru Darjono (President Director PT Bundamedik Tbk), dan Helgawati (Direktur RSU Bunda Padang).

Dengan pengoperasian Bunda Executive Clinic, RSU Bunda Padang memperkuat posisinya sebagai rumah sakit rujukan dengan layanan unggulan di wilayah Sumatera Barat, sekaligus menegaskan perannya dalam menghadirkan solusi kesehatan yang modern, profesional, dan berorientasi pada kenyamanan pasien. (Bud) 

PADANG - Suasana hangat dan penuh keakraban mewarnai acara Halal Bihalal Perkumpulan Keluarga Pesisir Selatan (PKPS) Kota Padang yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 26 April 2025. Bertempat di Sekretariat PKPS, Jalan Banda Bakali Padang, momen silaturahmi tahunan pasca-Lebaran ini menjadi ajang penting untuk mempererat tali kekeluargaan antarwarga Pesisir Selatan yang berdomisili di Kota Padang.

Acara ini terasa istimewa dengan kehadiran sejumlah pejabat tinggi daerah dan tokoh masyarakat yang menunjukkan perhatian serta apresiasi terhadap komunitas perantau. Terlihat hadir Wakil Bupati Pesisir Selatan, Bapak Rinaldi Ibrahim, yang sengaja bersua dengan warganya di perantauan, serta Walikota Padang yang memberikan apresiasi atas kontribusi PKPS dalam pembangunan sosial kemasyarakatan di Kota Padang.

Parade kehadiran tokoh penting semakin lengkap dengan partisipasi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat, termasuk Bapak Mucklis Yusuf Abit. Dalam kesempatan tersebut, Bapak Mucklis Yusuf Abit didaulat untuk memberikan sambutan, menambah bobot acara.

Seluruh jajaran pengurus dan anggota PKPS Kota Padang tumpah ruah memenuhi lokasi acara, menunjukkan antusiasme yang tinggi. Momen Halal Bihalal dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk saling bermaaf-maafan setelah Idul Fitri, bertukar kabar, dan memperkuat jaringan antar sesama perantau.

Kehadiran sosok sentral seperti Bapak Basrizal Muhammad, pendiri Yayasan PKPS Sumbar sekaligus tokoh yang sangat dihormati dari Pesisir Selatan, turut memberikan makna lebih pada pertemuan ini dan menjadi sumber inspirasi serta penguat semangat bagi seluruh keluarga besar PKPS.

Selain sebagai ajang seremonial, acara ini juga menjadi wadah strategis untuk bertukar pikiran mengenai berbagai isu, baik yang berkaitan dengan pembangunan Pesisir Selatan maupun tantangan yang dihadapi warga Pesisir Selatan di Padang.

Kesuksesan penyelenggaraan Halal Bihalal PKPS tahun 2025 ini menegaskan eksistensi dan soliditas organisasi dalam menjaga serta merawat silaturahmi antar sesama perantau dari Ranah Pasisia di Kota Bingkuang. (Rn) 

PADANG - Panen Raya Swasembada Pangan Menuju Ketahanan Pangan Nasional Tingkat Kota Padang sukses digelar di Belimbing Kuranji, Kuranji, Kota Padang pada Jumat (25/4/2025). Acara ini merupakan wujud kolaborasi antara Dinas Pertanian Kota Padang dengan DPD LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) Kota Padang dalam mendukung ketersediaan pangan.

Acara panen raya ini dihadiri langsung oleh Walikota Padang, H. Fadly Amran Dt. Panduko Malano, M.B.A. Kehadiran beliau menandai komitmen Pemerintah Kota Padang dalam sektor pertanian dan ketahanan pangan.

Ketua DPD LPM Kota Padang, Irwan Basir Datuk Rajo Alam, SH, MM, turut hadir dalam acara tersebut. Langkah-langkah DPD LPM dalam menggalang Swasembada Pangan mendapat apresiasi penuh dari berbagai pihak yang hadir. Upaya ini dinilai penting dalam memperkuat pondasi ketahanan pangan di tingkat lokal.

Selain Walikota dan Ketua DPD LPM, panen raya ini juga dihadiri oleh jajaran Dinas Pertanian Kota Padang, Camat Kuranji, lurah setempat, serta para pemuka masyarakat. Suasana kebersamaan dan dukungan terlihat jelas di lokasi acara.

Sebuah spanduk besar bertuliskan “Selamat datang Walikota Padang dalam rangka panen padi mendukung ketahanan pangan” turut menghiasi area panen raya, menyambut kedatangan Walikota dan tamu undangan lainnya, sekaligus menegaskan tujuan utama kegiatan ini.

Acara Panen Raya Swasembada Pangan ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi petani dan masyarakat untuk terus meningkatkan produksi pangan demi mewujudkan ketahanan pangan nasional yang kuat. (Rin) 

April 2025. Di bawah embusan semilir angin Pantai Tapakih yang membelai pesisir Padang Pariaman, sebuah perjalanan mencatatkan babaknya. Sekitar sepuluh bulan sudah, sebuah entitas bernama Forum Wartawan Parlemen Kabupaten Padang Pariaman (FWP KPP) menggeliat, menapaki perannya sebagai denyut nadi informasi dan kontrol sosial di bumi Saiyo Sakato.

Keberadaan FWP KPP bukanlah sekadar formalitas, melainkan perwujudan dari kebutuhan dan semangat para insan pers. Ia didirikan sebagai wadah integrasi—bukan hanya sesama "kulitinta" di daerah ini, melainkan juga jembatan komunikasi yang vital dengan lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, hingga sektor swasta. Dalam lanskap demokrasi yang sehat, peran jurnalis sebagai mata dan telinga masyarakat, serta penyampai program-program pemerintah yang pro-rakyat, adalah keniscayaan. FWP KPP hadir untuk menegaskan fungsi ini, menjadi mitra konstruktif sekaligus pengawas yang vigilant.

Namun, perjalanan insan pers acap kali tak selalu mulus. Mundur beberapa tahun ke belakang, ada masa-masa di mana menjalankan fungsi kontrol sosial—sesuai amanat undang-undang—justru menempatkan para jurnalis dalam posisi yang kurang nyaman, bahkan tersudutkan di mata sebagian pemangku kepentingan. Kondisi inilah yang melahirkan introspeksi dan kesadaran kolektif.

Titik balik itu hadir bersamaan dengan gema pelantikan para wakil rakyat terpilih periode 2024-2029 di Kabupaten Padang Pariaman. Momen penting ini menjadi pemicu. Dengan spontan, para jurnalis senior bersama rekan-rekan lainnya berkumpul. Sebuah kebulatan tekad lahir dari keinginan untuk "Ambil Sikap Bersama Untuk Kebersamaan". Diskusi kesepahaman pun digelar, mencatat sejarah di ruang Sekwan DPRD Kabupaten Padang Pariaman pada tanggal 14 Agustus 2024. Ruangan itu menjadi saksi bisu niat luhur: menghimpun kekuatan, merapatkan barisan.

Para inisiator yang hadir pada hari itu adalah nama-nama yang tak asing di jagat pers lokal, insan-insan yang memiliki kepedulian mendalam akan masa depan profesi mereka dan peran pers di daerah. Ada NN Leo, Pak Syaf, Ali Warman, Yeni Lauora, Buya Syaril, Yuzal Efendi, Jefri, Zakirman, Warman, Afridon, Jr Pratama, dan Nurfandri. Dalam diskusi ringan namun penuh makna, mereka merajut gagasan tentang bagaimana rekan-rekan media di Padang Pariaman harus melangkah ke depan.

Singkat cerita, semangat kebersamaan itu mengkristal. Pada hari yang sama, melalui musyawarah mufakat, ditunjuklah beberapa rekan media untuk menjadi lokomotif pergerakan. Struktur KSB (Ketua, Sekretaris, Bendahara) pun terbentuk, dengan Yeni Lauora dipercaya sebagai Ketua, Yuzal Efendi sebagai Wakil Ketua, Warman sebagai Sekretaris, dan Buya Syaril sebagai Bendahara. Fondasi FWP KPP resmi tertanam.

Kiprah FWP KPP mungkin terbilang muda dalam hitungan bulan. Namun, usia yang belia tak menghalangi torehan nyata. Kontribusi dan kerja keras mereka telah terbukti, baik dalam membangun solidaritas sosial antar sesama rekan media maupun dalam memberikan manfaat bagi masyarakat luas melalui penyampaian informasi yang akurat dan berimbang.

Para jurnalis yang bernaung di bawah payung FWP KPP menyadari bahwa perjuangan belum usai. Mereka tidak hanya berorientasi pada pencapaian sesaat, tetapi memiliki visi jangka panjang. Semangat mereka terus menyala, bagai Obor Olimpiade, menerangi jalan informasi dan kebersamaan di Padang Pariaman.

Demikianlah kilas balik singkat keberadaan FWP KPP Kabupaten Padang Pariaman. Kisah lahirnya forum ini semoga menjadi acuan dan pengingat akan pentingnya kolaborasi, integritas, dan peran vital pers dalam membangun daerah. Inilah kita, dengan satu cita, satu semangat: MAJU BERSAMA UNTUK KEBERSAMAAN. Inilah Forum Wartawan Parlemen Kabupaten Padang Pariaman.

Padang, 21 April 2025

Penulis: Jhon Pratama (Wartawan Biasa) 


PADANG - 20 APRIL 2025 - Bukan jalan tol yang mulus, bukan pula jembatan utuh yang kokoh. Yang terhampar di hadapan pengendara motor di Jembatan Gunung Nago, Lambung Bukit, Pauh, Padang, hanyalah rentetan papan kayu seadanya. Tiga, kadang empat helai papan sempit terentang di atas jurang perbaikan, menjadi satu-satunya lintasan bagi mereka yang terpaksa melintas. Setiap tarikan gas adalah pertaruhan, setiap goyangan kecil adalah ancaman. Di bawah sana, kerangka baja dan kedalaman menanti, siap menelan siapa pun yang kehilangan keseimbangan sesaat saja.

Pemandangan mengerikan ini bukan fiksi, melainkan realitas harian yang harus dihadapi warga di tengah pengerjaan jembatan vital tersebut. Mata publik yang sebelumnya sempat tertuju pada para pekerja yang berjibaku di tengah rintik hujan (dan baru menggunakan APD setelah disorot), kini beralih sepenuhnya pada para pengendara motor yang meniti papan-papan maut itu.

Ketakutan dan kemarahan pun menyelimuti warga sekitar. Mereka melihat langsung bagaimana nyawa dipertaruhkan di atas papan-papan sempit itu. "Jika sempat tergelincir dan jatuh, pengendara motor tersebut siapa yang bertanggung jawab?" suara gusar terdengar dari salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya. Baginya, pemandangan itu adalah bukti nyata kelalaian dalam perencanaan dan pengawasan. "Mestinya, pihak Dinas PUPR Kota Padang selaku pemilik kegiatan rutin harus septi, bila perlu tutup akses jembatan tersebut hingga perbaikan selesai," tegasnya. Ia bahkan menunjukkan adanya solusi yang sebenarnya ada dan lebih aman, sebuah "jembatan baru yang ada di daerah kampung pinang" sebagai akses alternatif yang bisa digunakan sementara. Desakan untuk menutup total jembatan demi keselamatan digaungkan pula oleh warga lainnya.

Kondisi membahayakan ini, yang menunjukkan kurangnya langkah pengamanan memadai selama pengerjaan, membuat warga geram dan merasa pemerintah kota, dalam hal ini Dinas PUPR, tidak serius menangani aspek keselamatan publik. Bagi mereka, situasi ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut.

Narasi bahaya yang terhampar di atas papan ini pun tak luput dari perhatian awak media, memperkuat sorotan publik yang kian membesar. Kondisi darurat yang mengancam nyawa ini memicu desakan yang lebih tinggi. Warga secara tegas meminta Walikota Padang, Fadly Amran, untuk tidak tinggal diam. Mereka berharap Walikota dapat menggunakan wewenangnya untuk menegur Dinas PUPR Kota Padang atas penanganan perbaikan jembatan yang dianggap membahayakan dan lalai dalam memastikan keselamatan pengguna jalan. Teguran dari pimpinan tertinggi kota diharapkan bisa menjadi dorongan kuat agar PUPR segera mengambil langkah-langkah pengamanan yang jauh lebih baik, termasuk kemungkinan menutup total akses jembatan selama perbaikan.

Namun, di tengah urgensi keselamatan fisik dan desakan warga kepada Walikota, satu simbol transparansi penting justru 'ghoib'. Papan nama kegiatan Jembatan Gunung Nago, penanda resmi yang seharusnya terpampang jelas di lokasi, tak kunjung terlihat. Padahal, papan nama bukanlah sekadar tempelan birokrasi. Ia adalah wajah akuntabilitas pemerintah di lapangan, sumber informasi krusial bagi publik mengenai siapa pelaksana, berapa anggaran yang digunakan (diduga dari dana publik), dan kapan perkiraan selesainya sebuah proyek. Keberadaannya dijamin oleh Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik, menjadi hak mutlak warga untuk mengawasi dan mengetahui apa yang sedang dibangun atau diperbaiki di lingkungan mereka. Ketiadaan papan nama ini menambah daftar pertanyaan dan kekecewaan warga terhadap transparansi kinerja Dinas PUPR.

Saat awak media mencoba mengonfirmasi 'kegaiban' papan nama ini, respons dari Dinas PUPR, melalui Kepala Dinas Tri Hadiyanto dan Kabid Bina Marga Insanul Rizki, menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah "kegiatan rutin bukan kontraktual" atau "Pemeliharaan Rutin (OP)". Sebuah penjelasan yang singkat, namun bagi publik, penjelasan tersebut tanpa adanya papan nama dan informasi detail lainnya terasa janggal dan tidak memuaskan rasa ingin tahu yang dilindungi undang-undang, sekaligus memperkuat alasan warga untuk meminta teguran dari Walikota.

Desakan agar Walikota Fadly Amran menegur Dinas PUPR adalah representasi puncak kekecewaan warga atas penanganan perbaikan Jembatan Gunung Nago yang dinilai membahayakan dan kurang transparan. Mereka berharap intervensi Walikota tidak hanya menghasilkan perbaikan prosedur keselamatan di lokasi, tetapi juga perbaikan mendasar dalam budaya kerja dinas terkait agar lebih mengutamakan keselamatan publik dan akuntabilitas dalam setiap kegiatan, sekecil atau 'serutin' apapun itu. Nyawa warga tidak pantas dipertaruhkan di atas helai-helai papan sempit. (Mon) 


PADANG - Di tengah riuhnya persiapan acara Halal bi Halal Kerukunan Keluarga Agam (KKLA) Provinsi Sumatera Barat di GOR Universitas Negeri Padang pada Ahad, 20 April 2025, tampak sosok yang tak asing lagi bagi banyak perantau dan warga Agam: Drs. Barlius, M.M. Sebagai Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat, jabatannya menempatkannya di posisi penting dalam birokrasi provinsi. Namun, di hari itu, Barlius hadir tidak hanya dalam kapasitasnya sebagai pejabat publik, melainkan juga sebagai salah satu pilar dalam struktur KKLA, memegang amanah sebagai Ketua Harian. Kehadirannya di tengah keluarga besar Agam memiliki makna ganda: representasi pemerintah daerah dan sekaligus bagian tak terpisahkan dari komunitas itu sendiri.

Pagi itu, suasana GOR Universitas Negeri Padang dipenuhi antusiasme. Anggota keluarga besar Agam dari berbagai penjuru mulai berdatangan, memenuhi area registrasi. Barlius terlihat berbaur, menyapa hangat hadirin, menunjukkan kedekatannya dengan akar budayanya. Ia hadir bersama tokoh-tokoh penting lainnya, termasuk Walikota Padang, Bapak H. Fadli Amran, serta Wakil Bupati Agam, Bapak Ir. Benny Warlis. Keberadaan Barlius di antara para pemimpin ini menggarisbawahi peran strategis yang dimainkannya, menjembatani antara kepentingan komunitas dengan kebijakan pemerintah, terutama dalam bidang pendidikan yang menjadi ranah tugasnya sehari-hari.

Ketika acara resmi dimulai, Barlius mengikuti seluruh rangkaian dengan khidmat. Ia menyaksikan keindahan Tari Pasambahan yang dibawakan oleh siswa-siswi SMKN 7 Padang – sebuah penampilan yang mungkin mengingatkannya pada pentingnya pelestarian budaya melalui pendidikan. Ia berdiri tegak menyanyikan "Indonesia Raya" dan "Mars Sumatera Barat", menunjukkan nasionalisme dan kecintaannya pada provinsi yang ia layani. Lantunan ayat suci Al-Qur'an yang dibacakan menambah kekhusyukan suasana, momen yang pasti dimaknai Barlius dalam konteks spiritual dan kekeluargaan.

Namun, sorotan khusus tertuju pada pukul 10.05 WIB. Sesuai rundown acara, Drs. Barlius, M.M., dijadwalkan menyampaikan sambutan sebagai salah satu Ketua Harian KKLA. Ini adalah momen di mana Barlius berbicara tidak hanya sebagai Kepala Dinas, melainkan sebagai seorang "anak Agam" yang peduli pada kebersamaan dan kemajuan komunitasnya. Dalam sambutannya (sesuai jadwal), Barlius kemungkinan besar menyampaikan laporan atau pandangan terkait program kerja harian KKLA, pentingnya peran pendidikan dalam memajukan generasi muda Agam, serta ajakan untuk terus menjaga soliditas dan kontribusi positif bagi kampung halaman dan ranah rantau. Kata-katanya, yang keluar dari seorang pendidik dan pemimpin komunitas, pasti resonansi kuat di kalangan hadirin.

Setelah menyampaikan sambutannya, Barlius tetap berada di barisan depan, menyimak pidato dari tokoh-tokoh lain: Ketua Umum KKLA, Walikota Padang, Wakil Bupati Agam, Walikota Bukittinggi, perwakilan generasi muda, hingga arahan dari Gubernur Sumatera Barat, Bapak H. Mahyeldi Ansharullah, yang juga menjabat Ketua Dewan Kehormatan KKLA. Sebagai Ketua Harian, ia adalah pendengar aktif dan penerima pesan dari para sesepuh dan pemimpin.

Barlius juga turut menikmati penampilan Tari Piriang yang memukau serta tausiyah agama yang menyejukkan hati dari Buya H. Maigus Nasir. Dalam momen-momen kebersamaan seperti Ishoma, hiburan lagu daerah, hingga alunan gambus, Barlius menjadi bagian dari mozaik besar keluarga Agam yang tengah merayakan kebersatuan.

Kehadiran dan peran aktif Drs. Barlius, M.M., dalam Halal bi Halal KKLA Provinsi Sumatera Barat bukan hanya sekadar memenuhi undangan. Ia adalah simpul penting yang menghubungkan ranah birokrasi pendidikan dengan denyut nadi komunitas perantau Agam. Melalui kehadirannya, ia menunjukkan bahwa pemimpin daerah adalah bagian dari masyarakat itu sendiri, memiliki ikatan emosional dan tanggung jawab moral terhadap asal-usul dan keluarganya. Narasi Barlius dalam acara ini adalah tentang dedikasi ganda: mengabdi pada pendidikan provinsi sambil terus memelihara silaturahmi dan berkontribusi pada kemajuan keluarga besar Agam. (J/R) 


PADANG - Kemeriahan Halal bi Halal Kerukunan Keluarga Agam (KKLA) Provinsi Sumatera Barat di GOR Universitas Negeri Padang pada Ahad, 20 April 2025, telah menghadirkan ragam ekspresi: dari sapa hangat di sesi registrasi, kebanggaan menyaksikan tarian adat, hingga wejangan dari para pemimpin. Setelah serangkaian sambutan dari tokoh-tokoh penting, termasuk Ketua Harian KKLA Drs. Barlius, Walikota Padang Fadly Amran, Wakil Bupati Agam Benny Warlis, dan Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah, tibalah saatnya bagi hadirin untuk meresapi makna terdalam dari momentum Syawal ini.

Menurut rundown acara, pada pukul 12.00 WIB, perhatian seluruh hadirin tertuju pada satu sosok yang dijadwalkan menyampaikan Tausiyah Halal bi Halal sekaligus memimpin do'a: Buya H. Maigus Nasir, M.Pd, yang juga bergelar Rajo Mangkuto. Kehadiran seorang alim ulama dalam acara semacam ini adalah keniscayaan, penyejuk rohani di tengah hiruk pikuk dunia. Buya Maigus Nasir, dengan ilmu dan kebijaksanaannya, memegang peran krusial untuk mengingatkan kembali seluruh hadirin akan esensi dari Hari Raya Idul Fitri dan praktik Halal bi Halal itu sendiri.

Saat Buya Maigus Nasir melangkah ke depan, suasana di GOR UNP perlahan berubah. Kebisingan beralih menjadi kekhusyukan. Ratusan pasang mata memandang ke arahnya, telinga siap mendengarkan setiap kalimat yang akan terucap. Di momen ini, terlepas dari jabatan atau status sosial, semua hadirin duduk sama rendah, bersiap menerima siraman rohani.

Dalam tausiyahnya (sesuai jadwal pukul 12.00-12.20 WIB), Buya Maigus Nasir dipastikan menyampaikan pesan-pesan yang relevan dengan konteks Halal bi Halal. Ia mungkin mengingatkan hadirin tentang pentingnya menjaga kebersihan hati, saling memaafkan kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak, yang mungkin terjadi sepanjang tahun. Ia mengupas hikmah di balik bulan Ramadhan dan kemenangan fitri yang dirayakan di Syawal. Mungkin juga, Buya Maigus Nasir menyentuh pentingnya menjaga silaturahmi, tidak hanya antara sesama anggota KKLA, tetapi juga dengan tetangga, kerabat, dan seluruh umat. Pesan tentang pentingnya persatuan, gotong royong, dan kontribusi positif bagi masyarakat, khususnya kampung halaman Agam dan tanah rantau Padang, juga menjadi tema yang lazim disampaikan dalam kesempatan seperti ini. Kata-kata Buya Maigus Nasir, yang disampaikan dengan tutur kata lembut namun penuh makna, menuntun hadirin untuk merenungi perjalanan spiritual mereka dan memperkuat komitmen untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Setelah tausiyah yang menyentuh hati, sesi dilanjutkan dengan do'a bersama. Di bawah pimpinan Buya Maigus Nasir, seluruh hadirin menengadahkan tangan, memanjatkan permohonan kepada Sang Pencipta. Do'a untuk ampunan dosa, kesehatan, keberkahan rezeki, kesuksesan anak cucu, keselamatan keluarga, dan keutuhan komunitas KKLA dipanjatkan dengan penuh harap. Momen do'a ini menjadi puncak spiritual acara, di mana rasa persatuan tidak hanya terjalin secara fisik, tetapi juga dalam ikatan batin yang kuat melalui untaian do'a.

Segmen tausiyah dan do'a yang dibawakan oleh Buya H. Maigus Nasir, M.Pd, Rajo Mangkuto, ini berfungsi sebagai jangkar spiritual dalam seluruh rangkaian acara Halal bi Halal. Setelah mendengarkan laporan dan sambutan yang lebih bersifat duniawi dan organisasi, hadirin diajak untuk kembali pada nilai-nilai keagamaan dan kemanusiaan yang menjadi pondasi perayaan Idul Fitri. Peran Buya Maigus Nasir, oleh karenanya, sangat esensial dalam menyempurnakan makna silaturahmi ini, mengubahnya dari sekadar pertemuan fisik menjadi perjumpaan hati yang dilandasi keimanan dan saling memaafkan. Ia adalah penyeru kebaikan yang mengukuhkan ikatan kekeluargaan Agam dalam bingkai nilai-nilai Islam yang rahmatan lil 'alamin. (J/R) 

PADANG PARIAMAN – Udara pagi di Ulakan Tapakiah, Sabtu 19 April 2025, terasa berbeda. Bukan hanya karena cerahnya langit yang membentang di atas nagari yang terletak di Kabupaten Padang Pariaman ini, tetapi juga karena semangat kebersamaan yang begitu kental terasa. Hari ini, denyut kehidupan masyarakat berpadu dalam irama gotong royong, sebuah tradisi luhur yang kembali digelorakan dengan penuh antusiasme.

Mengusung tema sentral yang menggugah, “Mari bangkitkan semangat gotong royong. Bupati Padang Pariaman, H. John Kenedy Azis, dan Wakil Bupati, Rahmat Hidayat, ciptakan lingkungan bersih,” masyarakat dari berbagai usia dan latar belakang tumpah ruah ke jalanan. Mereka tidak sendiri. Bahu-membahu bersama mereka adalah Bupati H. John Kenedy Azis, Wakil Bupati Rahmat Hidayat, beserta seluruh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Padang Pariaman.

Pemandangan pagi itu sungguh menghangatkan hati. Tangan-tangan sigap, tua dan muda, bergerak serempak membersihkan lingkungan yang mereka cintai. Parit-parit yang mungkin kemarin masih tersumbat oleh sampah, kini dialiri air dengan lancar berkat kerja bersama. Sampah-sampah yang berserakan, dipungut helai demi helai, dimasukkan ke dalam karung. Jalanan yang tadinya mungkin berdebu, kini tampak lebih asri dan nyaman untuk dilalui. Senyum dan canda tawa terdengar di sela-sela kesibukan, menjadi bukti bahwa kerja keras pun bisa terasa ringan jika dilakukan bersama.

Kehadiran Bupati John Kenedy Azis dan Wakil Bupati Rahmat Hidayat di tengah kerumunan warga bukan sekadar seremoni. Mereka turut larut dalam kerja bakti, menyingsingkan lengan baju, memberikan contoh nyata kepemimpinan yang merakyat. Kehadiran mereka menjadi suntikan semangat, mengobarkan api gotong royong yang mungkin sempat sedikit redup di tengah arus modernitas.

"Hari ini gotong royong bersama forkopimda kabupaten padang pariaman," ujar salah seorang warga dengan senyum lebar, memilih untuk tidak disebutkan namanya. Raut wajahnya menyiratkan kebanggaan dan kebahagiaan bisa menjadi bagian dari gerakan kolektif ini. Baginya, dan mungkin bagi banyak warga lainnya, ini bukan sekadar membersihkan lingkungan fisik. Ini adalah tentang merajut kembali tali persaudaraan, memperkuat rasa kepemilikan terhadap nagari, dan menegaskan bahwa mereka adalah satu kesatuan.

Dalam kesempatan itu, Bupati John Kenedy Azis tak dapat menyembunyikan rasa haru dan apresiasinya. "Saya berterima kasih kepada seluruh masyarakat yang telah meluangkan waktu dan tenaganya hari ini. Menjaga kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab kita bersama," ujarnya. Beliau berharap, semangat seperti ini tidak hanya muncul sesaat, namun bisa menjadi agenda rutin yang semakin mempererat hubungan antara pemerintah dan warganya.

Senada dengan Bupati, Wakil Bupati Rahmat Hidayat mengingatkan bahwa hasil dari kerja keras hari ini akan langsung dirasakan manfaatnya. "Lingkungan yang bersih adalah kunci kesehatan dan kenyamanan hidup kita. Mari kita jadikan kebiasaan menjaga kebersihan ini bagian dari kehidupan sehari-hari, bukan hanya saat gotong royong," ajaknya.

Gotong royong di Ulakan Tapakiah hari itu menjadi lebih dari sekadar program kerja. Ia adalah sebuah simfoni kebersamaan, bukti nyata sinergi antara pemimpin dan rakyatnya. Semangat yang kembali membara ini menjadi harapan, fondasi kokoh bagi Kabupaten Padang Pariaman untuk terus melangkah maju, membangun daerah yang tidak hanya bersih secara fisik, tetapi juga kuat dalam ikatan sosial dan sejahtera bagi seluruh warganya. Catatan pagi itu di Ulakan Tapakiah adalah pengingat indah tentang kekuatan sebuah kebersamaan. (Rin) 

Kepulauan Mentawai - Menyongsong tahun 2025, secercah harapan pembangunan kembali menyinari ruas jalan Muara Taikako Silabu. Kondisi jalan yang selama ini akrab dengan julukan "kubangan kerbau" dipastikan akan segera berganti rupa menjadi perkerasan beton yang kokoh. Kabar baik ini datang langsung dari pucuk pimpinan di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kepulauan Mentawai, dan disambut dengan luapan syukur serta apresiasi mendalam oleh masyarakat setempat.

Adalah Asmen Simanjurang, SST., MM., Kepala Dinas PUPR Kabupaten Kepulauan Mentawai, yang menjadi penyambung lidah pemerintah daerah terkait rencana vital ini. Saat dihubungi media, Asmen Simanjurang dengan lugas memaparkan fokus utama dinasnya di tahun 2025. "Tahun 2025 ini kami fokus pada kegiatan persiapan tender dengan target penanganan berupa betonisasi sepanjang satu kilometer lebih ruas jalan di Muara Taikako Silabu," ungkapnya, memberikan kepastian tahapan yang sedang dijalani.

Pernyataan Kadis PUPR ini bukan tanpa alasan. Ia mengakui, proyek penanganan jalan di lokasi yang sama sempat mengalami kendala serius pada tahun 2024 lalu, bahkan dikabarkan sempat 'putus kontrak'. Pengalaman tersebut menjadi pelajaran berharga, dan kini Dinas PUPR, yang memiliki tugas membantu bupati dalam pelaksanaan urusan pekerjaan umum dan penataan ruang, bertekad memastikan proyek kali ini berjalan mulus sejak tahap awal, yakni persiapan tender.

Asmen Simanjurang juga menegaskan bahwa komitmen untuk penanganan permanen ruas Muara Taikako Silabu ini sudah diwujudkan dalam bentuk alokasi anggaran. "Terkait kegiatan ini telah tersedia anggaran untuk penanganan permanen di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun anggaran 2025 ini," jelasnya, menekankan bahwa aspek pendanaan sudah siap. Saat ini, fokus penuh memang ada pada tahapan pra-konstruksi, yakni mematangkan dokumen dan prosedur tender agar dapat segera digulirkan.

Tak heran jika penyampaian Kepala Dinas PUPR ini segera menjadi "angin segar" yang menyapu kelegaan di hati masyarakat Muara Taikako Silabu. Bertahun-tahun bergulat dengan kondisi jalan yang sulit, impian akan rigid pavement atau perkerasan beton terasa semakin dekat menjadi kenyataan.

Respons positif dan apresiasi pun mengalir dari warga. Salah seorang warga setempat, yang meminta identitasnya dirahasiakan, menjadi representasi perasaan banyak orang. Dengan tulus ia mengucapkan rasa syukur mendalam atas perhatian serius yang ditunjukkan oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai melalui Dinas PUPR.

"Mewakili masyarakat, kami ucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Bupati dan juga Dinas PUPR Kabupaten Kepulauan Mentawai," ujarnya penuh haru. Ia meyakini betul bahwa perbaikan infrastruktur jalan yang sempat tertunda ini, jika terealisasi, akan membawa dampak luar biasa. "Perbaikan insfrastruktur ini akan berdampak pada kemajuan ekonomi," tambahnya, sebuah keyakinan yang langsung diamin oleh warga lainnya yang ada di sekitar.

Penyampaian kepastian dari Kepala Dinas PUPR dan sambutan apresiatif dari warga menjadi penanda optimisme baru. Sinergi antara rencana matang pemerintah yang disampaikan secara transparan dan dukungan penuh dari masyarakat menjadi modal kuat untuk mewujudkan jalan Muara Taikako Silabu yang layak di tahun 2025, membuka akses dan pintu rezeki bagi warga setempat. (And) 

PADANG - 17 APRIL 2025 - Di tengah riuhnya apresiasi warga Padang atas perbaikan Jembatan Gunung Nago yang vital, terselip ironi yang menganga. Jembatan penghubung penting di Lambung Bukit, Pauh ini, yang menjadi urat nadi bagi warga menuju kampus Universitas Andalas dan karyawan PT. Semen Padang, kini tengah direhabilitasi. Namun, di balik papan pengumuman bertuliskan "Mohon Maaf" dan logo Dinas Kota Padang serta lambang PU, tersembunyi cerita memilukan tentang keselamatan pekerja yang terabaikan dan dugaan kelalaian pihak pengawas.

Dahulu, sebelum jembatan alternatif lain berdiri, Jembatan Gunung Nago adalah satu-satunya harapan bagi warga Belimbing, Gunung Sarik, dan Kampung Pinang untuk mencapai Pasar Baru, kampus Unand, dan kawasan Indarung. Tak heran, perbaikan jembatan ini disambut gembira. Apresiasi pun mengalir deras kepada Walikota Fadly Amran dan Wakil Walikota Maigus Nasir, di bawah kepemimpinan merekalah proyek ini akhirnya terealisasi.

Namun, kegembiraan itu tercoreng oleh pemandangan miris yang tertangkap mata awak media di lokasi proyek. Para pekerja yang berjibaku memperbaiki jembatan tampak rentan, tanpa perlindungan memadai. Helm keselamatan, kacamata pengaman, penutup telinga, masker, sepatu safety, sarung tangan, rompi keselamatan, sabuk pengaman, hingga full body suit dan face shield—APD yang seharusnya menjadi tameng utama bagi keselamatan mereka—justru absen.

Bayangkan saja, di ketinggian jembatan yang membentang di atas lembah, para pekerja berisiko tinggi tertimpa benda berat, terpapar debu konstruksi yang berbahaya, hingga tergelincir dan jatuh. Tanpa sepatu safety, bahkan sebagian kaki pekerja rawan tertusuk benda tajam atau terhimpit material berat. Tanpa helm, benturan sekecil apapun bisa berakibat fatal. Di tengah kebisingan alat berat, telinga mereka terancam kerusakan permanen tanpa earplug atau earmuff.

Aturan proyek konstruksi sudah jelas mengamanatkan pentingnya keselamatan pekerja. APD bukan sekadar formalitas, melainkan perisai pelindung yang wajib dikenakan secara konsisten. Memilih APD yang tepat, menggunakan masker standar FFP2, alat pelindung telinga yang sesuai, dan sepatu safety yang memenuhi standar keselamatan adalah keharusan, bukan pilihan.

Kejanggalan semakin terasa ketika awak media mencoba mencari tahu lebih dalam tentang proyek ini. Keberadaan logo Pemerintah Kota Padang dan logo PU di papan pengumuman mengindikasikan keterlibatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Padang. Namun, ketika rasa penasaran mendorong untuk melakukan konfirmasi, jawaban yang didapat justru kebisuan.

Tri Hadiyanto, Kepala Dinas PUPR Kota Padang, memilih bungkam, seolah ada tabir rahasia yang enggan diungkap. Tak hanya sang kepala dinas, Insanul Riski, Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Kota Padang, pun ikut membisu saat dihubungi. Kebisuan ini menimbulkan tanda tanya besar di benak para jurnalis dan warga setempat. Apakah proyek ini didanai melalui dana aspirasi (pokir) anggota Dewan Kota Padang atau murni inisiatif PUPR Kota Padang?

Seorang warga setempat, yang meminta namanya dirahasiakan, mengungkapkan keprihatinannya, "Kasihan kita sama pekerja yang tidak dilengkapi APD. Kalau sampai jatuh dari atas jembatan kan bahaya, apalagi sekarang sering hujan, meskipun cuma rintik." Nada kekhawatiran terpancar jelas dari ucapannya, "Mestinya pengawas kegiatan ini memikirkan keselamatan pekerja."

Kecurigaan warga semakin bertambah dengan tidak adanya "gaib" papan nama kegiatan di lokasi. Padahal, papan nama proyek adalah informasi krusial bagi publik. Ia berfungsi memberitahukan masyarakat tentang adanya kegiatan konstruksi, mengidentifikasi lokasi proyek, dan memenuhi kewajiban yang diatur dalam peraturan daerah. Bahkan untuk proyek swakelola pun, pemasangan papan nama proyek adalah sebuah keharusan.

Ketidaktransparanan ini menimbulkan spekulasi dan pertanyaan di benak masyarakat. Mengapa informasi mendasar seperti nama proyek, sumber dana, kontraktor (jika ada), dan perkiraan waktu pengerjaan disembunyikan? Apakah ada sesuatu yang disembunyikan di balik proyek perbaikan jembatan yang seharusnya membawa kebaikan ini?

Ketiadaan APD bagi para pekerja dan bungkamnya para petinggi Dinas PUPR Kota Padang memunculkan dugaan kuat adanya kelalaian dari pihak pengawas. Sebagai pihak yang bertanggung jawab atas proyek ini, Dinas PUPR seharusnya memastikan bahwa setiap aspek pekerjaan, termasuk keselamatan pekerja, terpenuhi sesuai standar. Namun, fakta di lapangan justru menunjukkan sebaliknya.

Kisah perbaikan Jembatan Gunung Nago ini menjadi ironi yang pahit. Di satu sisi, warga mengapresiasi upaya pemerintah dalam meningkatkan infrastruktur. Namun, di sisi lain, keselamatan para pekerja yang mempertaruhkan nyawa demi mewujudkan perbaikan ini justru diabaikan. Bungkamnya para pejabat terkait semakin menambah luka dalam narasi ini, menyisakan pertanyaan besar tentang akuntabilitas dan tanggung jawab pengawas proyek di Kota Padang. Jangan sampai, apresiasi terhadap jembatan yang berdiri kokoh harus dibayar dengan keselamatan dan nyawa para pekerja yang terlupakan. (Mon)

PADANG, SUMATERA BARAT – Semangat mengawal cita-cita luhur bangsa Indonesia menuju 100 tahun kemerdekaan, Indonesia Emas 2045, terasa kental di Ruang Rapat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas, Padang. Pada Kamis, 17 April 2025, Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) melalui Komite IV menggelar Focus Group Discussion (FGD) Pra-Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2026. Acara yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan ini bertujuan untuk menyusun rekomendasi DPD RI terhadap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2026 serta memberikan pertimbangan terhadap Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) dalam Rancangan APBN (RAPBN) TA 2026.

Suasana pagi yang cerah di kampus ternama Sumatera Barat ini menjadi saksi bisu komitmen DPD RI dalam menjaring aspirasi daerah. Wakil Ketua Komite IV DPD RI, Novita Anakotta, S.H., M.H., dengan penuh semangat membuka secara resmi forum diskusi yang strategis ini. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan rasa syukur atas kehadiran para peserta dan menyampaikan apresiasi kepada Universitas Andalas atas kesediaan menjadi tuan rumah acara penting ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada perwakilan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yang turut hadir.

Lebih lanjut, Novita Anakotta menekankan betapa krusialnya RKP Tahun 2026 sebagai jembatan penghubung dalam transisi pembangunan menuju Indonesia Emas 2045. Beliau berharap agar RKP mendatang dapat memuat program-program inovatif yang mampu menghasilkan dampak signifikan bagi pencapaian sasaran pembangunan nasional. Tak kalah penting, KEM-PPKF dalam RAPBN 2026 juga menjadi sorotan, mengingat perannya yang vital dalam memastikan kebijakan fiskal sejalan dengan kebijakan moneter, menciptakan sinergi yang mendukung stabilitas ekonomi, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945, DPD RI memiliki fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan berbagai undang-undang, termasuk yang berkaitan dengan otonomi daerah dan pengelolaan keuangan negara. Komite IV DPD RI sebagai garda terdepan dalam isu keuangan negara dan daerah, mengambil peran aktif dalam memberikan rekomendasi terhadap RKP dan KEM-PPKF. Rekomendasi ini menjadi wujud nyata komitmen DPD RI dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai representasi daerah di tingkat nasional.

Sebagai informasi tambahan, FGD Pra-APBN TA 2026 ini tidak hanya dilaksanakan di Sumatera Barat, namun juga secara serentak di Provinsi Jawa Tengah. Hal ini menunjukkan keseriusan DPD RI dalam menjaring aspirasi dari berbagai penjuru tanah air. Selain memberikan pertimbangan terhadap RUU APBN, DPD RI juga memiliki perhatian khusus dalam mengawal hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di setiap provinsi agar dapat terakomodir dalam RKP Tahun 2026 dan KEM-PPKF dalam RAPBN TA 2026. Harapannya, program-program prioritas daerah dapat benar-benar diperjuangkan dan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat, khususnya di Sumatera Barat.

Dalam sambutannya, Pimpinan Komite IV DPD RI juga menyoroti beberapa permasalahan krusial yang menjadi fokus perhatian dalam penyusunan RKP dan KEM-PPKF, antara lain:

 * Ketidaksesuaian antara prioritas pembangunan pusat dan kebutuhan daerah.

 * Permasalahan anggaran dalam implementasi RKP dan RKPD.

 * Keterlambatan penyusunan dan penyampaian dokumen perencanaan.

 * Kurangnya koordinasi antar lembaga dan pemerintah daerah.

 * Ketidakpastian proyeksi ekonomi yang dapat mempengaruhi anggaran.

 * Keterbatasan kapasitas pemerintah daerah dalam merencanakan dan melaksanakan program pembangunan.

Berangkat dari berbagai permasalahan tersebut, Komite IV DPD RI memandang pentingnya FGD ini sebagai wadah untuk menghasilkan rekomendasi dan pertimbangan yang konstruktif bagi pemerintah pusat dalam menyusun APBN yang lebih responsif terhadap kebutuhan daerah.

Dengan mengucap "Bismillahirrahmanirrahim," Novita Anakotta secara resmi membuka FGD Pra-APBN TA 2026. Beliau berharap diskusi yang akan berlangsung dapat memberikan manfaat yang besar bagi peningkatan kesejahteraan dan kemajuan daerah. Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk perwakilan dari Bappeda Provinsi Sumatera Barat, Bappeda Kota Padang, Bappeda Kabupaten Pesisir Selatan, serta para akademisi dan civitas akademika Universitas Andalas, termasuk para narasumber ahli di bidang perencanaan pembangunan dan keuangan negara. Semangat kolaborasi dan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, akademisi, dan DPD RI diharapkan dapat menghasilkan APBN yang lebih berkualitas dan berpihak pada kepentingan seluruh masyarakat Indonesia. (And/Jr) 

PADANG - 14 APRIL 2025 – Suasana hangat mewarnai Warung Cokro di Padang Selatan pada Senin siang. Di sana, Irjen. Pol. Dr. Drs. Gatot Tri Suryanta M.Si., CSFA., Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumatera Barat, duduk berbaur dengan para jurnalis dari berbagai media cetak dan elektronik. Pertemuan ini bukan sekadar silaturahmi, melainkan sebuah forum untuk berbagi kisah sukses dan tantangan yang dihadapi selama 100 hari kepemimpinannya di ranah Minang.

Dalam rentang waktu yang terbilang singkat, Irjen Pol Gatot telah menorehkan tinta emas dalam upaya menciptakan rasa aman dan tenteram bagi masyarakat Sumatera Barat. Angka kriminalitas yang meresahkan, belenggu penyalahgunaan narkoba yang mencengkeram, serta aksi-aksi tawuran dan balap liar yang kerap mengganggu ketenangan, perlahan namun pasti menunjukkan penurunan yang signifikan.

"Alhamdulillah," ucap Kapolda Gatot dengan nada syukur, "lewat upaya yang telah kita lakukan, aksi tawuran dan balap liar yang selama ini sering kali terjadi setelah Tarawih di bulan suci Ramadhan, tidak lagi kita dengar." Kalimat ini bukan sekadar klaim, melainkan cerminan dari kerja keras dan strategi jitu yang telah diterapkan.

Salah satu kunci keberhasilan ini terletak pada peluncuran Program Unggulan "Sumbar Zero Tawuran dan Balap Liar." Program ini bukan hanya sekadar slogan, namun diimplementasikan melalui serangkaian tindakan nyata, termasuk peningkatan Patroli Kegiatan Rutin Yang Ditingkatkan (KRYD) di lokasi-lokasi yang dianggap rawan. Lebih dari itu, sentuhan humanis juga menjadi bagian penting melalui program "Siswa Sahabat Kapolda," yang berhasil merangkul para pelajar dan menanamkan kesadaran akan bahaya tindakan anarkis tersebut.

Namun, di balik penurunan angka kriminalitas, terselip sebuah ironi yang menjadi perhatian serius Kapolda Gatot. Fenomena pelajar putus sekolah yang justru rentan terjerumus dalam lingkaran kejahatan menjadi alarm bagi masa depan generasi muda. Dengan sigap, ia memerintahkan seluruh jajaran Bhabinkamtibmas untuk melakukan pendataan By Name By Address. Hasilnya sungguh mencengangkan, ribuan anak putus sekolah yang selama ini luput dari perhatian teridentifikasi.

"Hasilnya ada ribuan orang anak putus sekolah yang selama ini tidak tersentuh. Mereka baru tersentuh setelah ditangkap," ungkap Irjen Pol Gatot dengan nada prihatin. Situasi ini segera ia sampaikan kepada Gubernur dan Walikota, menyadari bahwa penanganan masalah ini membutuhkan sinergi dan kolaborasi dari berbagai pihak. "Persoalan ini memang harus diselesaikan bersama-sama. Semua harus bergerak untuk menyelematkan generasi muda kita ini," tegasnya. Rapat koordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten Kota pun segera diagendakan untuk mencari solusi komprehensif.

Perjalanan memberantas kejahatan tidak berhenti pada tawuran dan balap liar. Peredaran narkoba yang sempat menempatkan Sumatera Barat di peringkat keenam nasional sebagai provinsi dengan tingkat penyalahgunaan tertinggi, juga menjadi fokus utama. Melalui upaya pemberantasan yang masif, pencegahan yang gencar, serta pelibatan aktif tokoh masyarakat melalui Gerakan Subuh Berjamaah (GSB), angka penyalahgunaan narkoba berhasil ditekan hingga ke posisi 15 tingkat nasional versi Badan Narkotika Nasional (BNN).

"Saat ini hampir 80 persen tahanan di Sumbar adalah pelaku Narkoba," ungkap Kapolda, menggambarkan betapa seriusnya ancaman narkoba bagi masyarakat. Ia menyadari bahwa penindakan hukum semata tidak akan menyelesaikan akar permasalahan. Oleh karena itu, sinergi dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat diperkuat, terutama dalam memberdayakan Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) di tingkat Nagari. "Ujung tombak penuntasan penyakit masyarakat ini adalah Nagari," tandasnya, meyakini bahwa kearifan lokal dapat menjadi benteng pertahanan yang kuat.

Komitmen Polda Sumbar di bawah kepemimpinan Irjen Pol Gatot tidak hanya terbatas pada kejahatan konvensional. Judi online dan aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang merusak mental masyarakat dan lingkungan hidup juga menjadi target operasi. Dalam penindakan PETI, Kapolda telah menginstruksikan jajarannya untuk memetakan seluruh Wilayah Tambang Rakyat (WTR) potensial dan mengawal proses pengajuannya kepada Kementerian ESDM. Langkah ini bertujuan untuk memberikan kepastian hukum bagi masyarakat yang menggantungkan hidup pada hasil pertambangan, sekaligus memastikan praktik pertambangan yang ramah lingkungan.

Di akhir pertemuan, Irjen Pol Gatot menegaskan bahwa Polda Sumbar akan bekerja all out untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi seluruh masyarakat. Ia juga menyatakan dukungannya terhadap program-program nasional seperti Ketahanan Pangan, tiga juta rumah bersubsidi, hingga menyukseskan program Makan Bergizi Gratis.

Seratus hari kepemimpinan Irjen Pol Gatot di Sumatera Barat bukan hanya sekadar catatan waktu, melainkan sebuah babak baru dalam upaya menciptakan ketertiban dan keamanan. Dengan pendekatan yang humanis, kolaboratif, dan berbasis pada kearifan lokal, ia telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk merajut ketenangan dan kesejahteraan bagi masyarakat ranah Minang. Perjalanan ini tentu masih panjang, namun fondasi yang kuat telah diletakkan, memberikan harapan akan Sumatera Barat yang lebih aman dan damai di masa depan. (A/M) 

PADANG - 13 APRIL 2025 – Sebuah kehangatan persaudaraan terasa begitu kental di Ruang Rapat Bagindo Azis Chan Balaikota Padang hari itu. Sebagai Sekretaris penyelenggaraan acara, saya, Helmi Susanti, SH.,MKn, menyaksikan sendiri bagaimana 186 anggota komunitas Masyarakat Minang Suku Jambak berkumpul dalam semangat Halal Bi Halal. Ini bukan sekadar acara silaturahmi biasa, melainkan sebuah upaya sungguh-sungguh untuk merajut kembali ikatan keluarga besar yang mungkin sempat terpisah oleh jarak dan waktu.

Tema yang kami usung, “Dengan Halal Bi Halal Kita Bangun Silaturahmi Keluarga Besar Masyarakat Minang Suku Jambak. Mangumpuan Nan Taserak, Manjapuik Nan Tatingga,” bukan sekadar rangkaian kata indah. Bagi kami, ini adalah panggilan jiwa. "Mangumpuan nan taserak, manjapui nan tatingga" – mengumpulkan yang berserakan, menjemput yang tertinggal – adalah esensi dari mengapa acara ini begitu penting. Sebagai seorang perempuan Minang, seorang "bundo kanduang" dalam komunitas ini, saya merasakan betul bagaimana arus modernisasi dan pesatnya perkembangan teknologi dapat menjauhkan anak kemanakan kita dari akar budaya Minang yang kaya.

Di era digital ini, tantangannya memang besar. Anak-anak muda kita terpapar pada berbagai pengaruh global, dan terkadang, tradisi adat budaya Minangkabau terasa asing bagi mereka. Namun, di sinilah letak peran strategis "bundo kanduang." Seperti pepatah Minang yang berbunyi, "pai tampek batanyo, pulang tampek barito" (pergi tempat bertanya, pulang tempat memberi kabar), kami para ibu dan perempuan Minang memiliki tanggung jawab besar untuk membimbing dan mengarahkan generasi penerus ke jalan kebaikan, berlandaskan nilai-nilai luhur adat Minang.

Sungguh membahagiakan melihat antusiasme keluarga besar rang Jambak yang hadir dari berbagai penjuru. Kami menyambut hangat kedatangan saudara-saudara kami dari Rantau Muaro Bungo, Jambi, para perantau yang jauh-jauh datang dari Jawa, serta tentu saja, keluarga besar dari Kubung 13 Salayo Solok, Pariaman, dan Kota Padang sendiri. Kehadiran mereka adalah bukti nyata kerinduan akan kebersamaan dan keinginan untuk mempererat tali persaudaraan.

Rangkaian acara yang telah disusun dengan apik oleh pembawa acara, Zulhelman Pandeka Dirajo, pun berjalan dengan lancar. Dimulai dengan penampilan silat tradisi Minang yang memukau, dilanjutkan dengan lantunan ayat suci Al-Qur'an yang menenangkan hati. Semangat nasionalisme berkobar saat lagu Indonesia Raya berkumandang, diikuti dengan alunan merdu lagu-lagu Minang yang dibawakan oleh kelompok paduan suara "bundo kanduang." Laporan dari ketua pelaksana, Gusli, SH, MH, memberikan gambaran jelas tentang persiapan dan tujuan acara ini.

Kami juga mendengarkan dengan saksama sepatah kata dari ninik mamak perwakilan dari rantau Muaro Bungo, yang diwakili oleh Junaidi Rajo Bilang. Beliau menyampaikan bagaimana perkumpulan rang Jambak di Muaro Bungo memiliki visi yang sama, yaitu untuk saling menyatukan dan menjaga satu sama lain. Sambutan dan tausyiah dari ninik mamak kita, Drs. Suardi Zen Datuak Garang, juga sangat berkesan. Sebagai sesepuh, beliau mengingatkan kami akan pentingnya menjaga lisan, hati, dan memperbaiki perangai. Beliau juga menekankan bahwa Solok, khususnya Kubung 13 Salayo, adalah cikal bakal masyarakat adat yang kemudian mendiami nagari-nagari di Kota Padang. Pesan beliau sangat jelas: peran ninik mamak dan bundo kanduang sangat krusial dalam membina generasi muda.

Kehadiran perwakilan dari pemerintah kota Padang, Kepala Kesbangpol Bapak Tarmizi Rajo Muli, juga memberikan semangat tersendiri. Beliau menyampaikan bahwa kegiatan silaturahmi seperti ini sangat penting untuk menghimpun kembali kekerabatan yang mungkin belum terhubung, baik di ranah (Minangkabau) maupun di rantau (perantauan). Sinergi antara masyarakat dan pemerintah kota tentu akan berdampak positif pada pembangunan daerah.

Setelah rangkaian acara formal, kehangatan terus berlanjut dengan hiburan, santap siang (isoma), dan yang selalu menjadi favorit, "dendang Kim" berhadiah yang menambah semarak suasana.

Mendengar harapan dari ketua panitia, Bapak Gusli, agar acara silaturahmi seperti Halal Bi Halal ini dapat terus terselenggara di masa depan, saya merasa optimis. Semangat kebersamaan yang terpancar hari ini adalah modal yang sangat berharga untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya Minang di tengah arus globalisasi. Sebagai bagian dari komunitas Masyarakat Minang Suku Jambak, saya bangga melihat bagaimana semangat "mangumpuan nan taserak, manjapui nan tatingga" benar-benar terwujud pada hari yang penuh berkah ini. Semoga ikatan persaudaraan ini akan terus terjaga dan semakin kuat dari waktu ke waktu. (Helmi) 

PADANG - 14 APRIL 2025 - Mentari Padang, yang sepanjang hari membakar semangat kehidupan, mulai meredupkan sinarnya, seolah memberi ruang bagi kehangatan yang lebih lembut. Jam dinding menunjukkan pukul setengah empat sore, saat beberapa jiwa yang haus akan silaturahmi, para pendiri organisasi kewartawanan Kolaborasi Jurnalis Indonesia (KJI), menjejakkan kaki di kediaman Buya Maigus Nasir, sang Wakil Walikota Padang.

Pintu gerbang terbuka lebar menyambut kedatangan mereka, dan di sana, berdiri sosok nomor dua kota, menyambut dengan senyum tulus yang menghapus segala sekat formalitas. Waktu berbisik memanggil untuk menunaikan ibadah Ashar. Usai membasuh diri dengan air wudhu, langkah-langkah ringan membawa mereka menuju ruang sholat sang Wawako. Di sana, saf-saf telah tertata rapi, menanti kehadiran hati-hati yang ingin bersujud.

Suara takbir bergema, dipimpin langsung oleh Buya Maigus Nasir. Dalam kekhusyukan gerakan sholat, terjalinlah ikatan spiritual, menyatukan perbedaan dalam satu tujuan menghadap Sang Pencipta. Usai salam, kehangatan percakapan kembali merajut suasana. Mereka beranjak menuju ruang tamu, di mana hidangan lebaran telah tertata, bagai lukisan rasa yang menggugah selera. Kue-kue dengan beragam bentuk dan warna, ditemani segarnya minuman, seolah menjadi saksi keakraban yang mulai terjalin.

Di antara nikmatnya kudapan dan hangatnya teh, mengalirlah kata-kata bijak dari bibir Buya Maigus Nasir. Ilmu agama yang dimilikinya bagai sungai yang tak pernah kering, mengalirkan kesejukan dan pencerahan bagi jiwa-jiwa yang hadir. Siraman rohani yang menyentuh kalbu, meresap dalam hati para insan pers yang tergabung dalam KJI. Kata-kata sang Wawako bagai oase di tengah gurun informasi, memberikan perspektif baru dan menguatkan nilai-nilai luhur dalam menjalankan tugas mulia mereka.

Mukhtisar, salah seorang pendiri KJI, tak mampu menyembunyikan rasa terima kasihnya. Kata-kata tulusnya diamini oleh Khairul Rahman, Ketua Regional 1 wilayah Sumatera, seolah mengamini bahwa pertemuan ini adalah anugerah yang tak ternilai. "Terima kasih, Pak Wawako, atas sambutan yang begitu hangat serta wejangan siraman rohani yang Bapak berikan kepada kami, awak media yang bergerak di bidang informasi," ucap Mukhtisar, mewakili rasa haru rekan-rekannya.

Dalam suasana yang akrab, batas antara pejabat dan jurnalis seolah menghilang. Di sana, mereka bukan lagi sekadar narasumber dan pencari berita, melainkan saudara yang berbagi kehangatan dan kebijaksanaan. Di momen inilah, para awak media merasakan betapa sosok Buya Maigus, dengan gelar Rajo Mangkuto yang sarat akan kearifan lokal, adalah pribadi yang sangat peduli terhadap keluh kesah masyarakatnya.

Sore semakin larut, namun kehangatan pertemuan itu akan terus membekas di hati para jurnalis KJI. Mereka pulang membawa bukan hanya cerita tentang kunjungan, melainkan juga sebongkah inspirasi dan pencerahan dari seorang pemimpin yang tak hanya dekat dengan rakyatnya, namun juga mampu menyentuh relung hati melalui kebijaksanaan dan spiritualitasnya. Pertemuan di senja itu menjadi pengingat, bahwa di balik berita dan informasi, terjalinlah jalinan kemanusiaan yang indah, yang salah satunya terwujud dalam kehangatan di kediaman sang Wakil Walikota. (M) 

Teks foto: Serah terima jabatan (sertijab) Kapolresta Padang dari Kombes Pol Ferry Harahap kepada AKBP Apri Wibowo berlangsung di lantai empat Mapolda Sumatera Barat, Senin (14/4/2025)

HARIANPADANG – AKBP Apri Wibowo resmi menggantikan Kombes Pol Ferry Harahap sebagai Kapolresta Padang dalam upacara serah terima jabatan (sertijab) yang digelar di lantai empat Mapolda Sumatera Barat (Sumbar), Senin (14/4/2025).

Prosesi sertijab tersebut dipimpin langsung oleh Kapolda Sumbar Irjen Pol Gatot Tri Suryanta. Dalam sambutannya, Irjen Gatot menyampaikan bahwa mutasi merupakan bagian dari kebijakan organisasi dalam rangka penyegaran dan pembinaan karir di tubuh Polri.

“Mutasi adalah kebijakan pimpinan dalam rangka penyegaran dan pembinaan karir di lingkungan personel Polri,” ujar Kapolda.

Kapolda Sumbar juga menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Kombes Pol Ferry Harahap atas dedikasi dan pengabdiannya selama menjabat Kapolresta Padang.

“Saya, Kapolda Sumbar, beserta seluruh jajaran dan Bhayangkari Polda Sumbar, mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Kombes Pol Ferry Harahap atas dedikasi dan pengabdiannya selama bertugas di Polresta Padang,” ucapnya.

Kepada pejabat baru, AKBP Apri Wibowo, Irjen Gatot menyampaikan ucapan selamat sekaligus amanat untuk segera beradaptasi dan membawa inovasi dalam pelaksanaan tugas.

“Dengan bekal pengalaman saudara dalam penugasan sebelumnya, besar harapan kami agar saudara dapat menjalankan tugas dengan baik, sesuai harapan institusi Polri dan masyarakat,” tambahnya.

Kapolda juga menekankan pentingnya profesionalisme dan moralitas tinggi dalam menjalankan tugas, serta mendorong peningkatan kesiapsiagaan operasional di wilayah hukum Polresta Padang.

“Laksanakan tugas dan wewenang Polri secara profesional, proporsional, dan objektif, berlandaskan kode etik profesi serta moralitas tinggi. Masyarakat mendambakan rasa aman dan nyaman—itulah amanah yang harus kita penuhi bersama,” tegasnya.(Bud)

PADANG – 13  APRIL 2025 - Di bawah kepemimpinan Prof. Dr. H. Fauzi Bahar, M.Si Datuk Nan Sati, Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumatera Barat hari ini, Minggu (13/4/2025), menunjukkan komitmen kuatnya dalam merajut silaturahmi dan mencari solusi bersama. Melalui helatan akbar bertajuk "BAIYO BATIDO: Kusuik Manyalasai, Karuah Mampajaniah", Fauzi Bahar mengumpulkan para pemangku kepentingan di Auditorium Universitas Negeri Padang (UNP), menegaskan peran sentral LKAAM dalam menjaga marwah adat dan mendorong kemajuan Ranah Minang.

Sejak awal acara, Fauzi Bahar, selaku Ketua LKAAM Sumbar, tampil sebagai tuan rumah yang hangat. Dalam sambutannya, ia tak henti menyampaikan rasa terima kasih mendalam atas kehadiran para tokoh penting yang meluangkan waktu di hari Minggu. Baginya, kehadiran H. Ossy Dermawan mewakili Kementerian ATR/BPN RI, Anggota DPR RI H. Arisal Aziz, Gubernur beserta jajaran Forkopimda Sumbar, dan terkhusus para Niniak Mamak dari seluruh penjuru Sumatera Barat, adalah suntikan semangat luar biasa.

"Kehadiran Bapak-bapak dan Niniak Mamak semua hari ini adalah bukti kecintaan kita bersama terhadap adat dan daerah ini," ungkap Fauzi Bahar dalam narasi sambutannya. Ia menekankan bahwa tema "Baiyo Batido" bukan sekadar nama, melainkan filosofi kerja LKAAM di bawah kepemimpinannya – sebuah upaya kolektif untuk "mengurai benang kusut dan menjernihkan air keruh" dalam menghadapi berbagai tantangan adat dan sosial.

Sorotan utama tertuju pada interaksi Fauzi Bahar dengan H. Arisal Aziz, Anggota DPR RI periode 2024-2029 dari Dapil Sumbar II. Ketika Arisal Aziz, sosok yang dikenal merakyat, menyatakan apresiasi dan inisiatifnya untuk mendukung penuh kegiatan LKAAM dan Niniak Mamak, Fauzi Bahar menyambutnya dengan tangan terbuka dan rasa syukur.

"Kami di LKAAM Sumbar sangat menyambut baik dan berterima kasih atas kepedulian serta niat tulus Bapak H. Arisal Aziz. Dukungan dari wakil kita di pusat seperti beliau ini sangat berarti untuk kemajuan lembaga adat kita dan kesejahteraan para Niniak Mamak," ujar Fauzi Bahar, menggambarkan betapa pentingnya sinergi antara LKAAM dengan para pembuat kebijakan. Baginya, dukungan ini adalah modal penting untuk merealisasikan program-program LKAAM ke depan.

Lebih jauh, Fauzi Bahar memastikan bahwa pertemuan ini tidak hanya seremonial. Ia mengarahkan forum silaturahmi ini juga sebagai wadah bertukar pikiran mengenai isu-isu strategis, termasuk kemajuan daerah Sumatera Barat. Hal ini mencerminkan visi kepemimpinannya yang melihat LKAAM sebagai mitra pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan, memastikan nilai-nilai adat "Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah" tetap menjadi roh pembangunan di Sumbar.

Acara "Baiyo Batido" yang digagas Fauzi Bahar ini menjadi penanda penting upaya LKAAM Sumbar dalam memperkuat soliditas internal, menjalin komunikasi efektif dengan berbagai pihak, dan menegaskan kembali relevansi lembaga adat di tengah dinamika zaman, semua demi terwujudnya Minangkabau yang maju dan bermartabat. (M/R) 

PADANG - 11 APRIL 2025 - Di jantung Padang, tempat organisasi kewartawanan Kolaborasi Jurnalis Indonesia (KJI) bersemi, nada pujian mengalun merdu, menghiasi langit Sumatera Barat. Bak denting lonceng kemenangan, organisasi pewarta ini menyampaikan rasa kagum mendalam pada sang pengayom negeri, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan segenap bahtera kepolisian.

Mukhtisar, sang juru bicara KJI yang juga salah seorang founder organisasi ini, tampil bagai penyair berita, melukiskan kinerja Polri dalam balutan kata-kata yang menyentuh. Musim mudik Lebaran 2025, yang kerap kali menjadi labirin kemacetan dan kecemasan, kali ini ditaklukkan dengan gemilang.

"Apresiasi setinggi langit kami haturkan," ujar Mukhtisar, suaranya bagai desiran angin menyampaikan pujian. "Kerja keras yang luar biasa telah ditunjukkan dalam menavigasi arus balik dan mudik tahun ini."

Ia mengisahkan bagaimana Polri, dengan keahlian seorang nahkoda ulung, telah merajut pola perjalanan yang indah, menghindarkan mimpi buruk kemacetan yang panjang dan melelahkan. Jalan-jalan yang biasanya berdenyut tak karuan kini mengalir lebih tenang, berkat tangan dingin para Bhayangkara.

Posko-posko mudik, bagai mercusuar harapan yang tersebar di penjuru negeri, menjadi saksi koordinasi yang apik. Mereka adalah simpul persatuan, menghubungkan wilayah demi wilayah, memastikan setiap pemudik merasa aman dan terperhatikan. Sentuhan pelayanan hadir bagai oase di tengah perjalanan, uluran tangan yang sigap menyapa setiap kesulitan.

"Koordinasi antar instansi dan wilayah berjalan bagai orkestra yang harmonis," lanjut Mukhtisar, "dan ketika musibah datang, penanganannya secepat kilat, bagai bahu yang kokoh melindungi."

KJI, dari bumi Minang ini, turut mengamini pujian yang juga datang dari berbagai penjuru. Kerja keras Polri telah menjadi suluh penerang bagi perjalanan mudik, menghadirkan rasa aman dan nyaman bagi setiap insan yang rindu kampung halaman. Sebuah dedikasi yang patut diukir dengan tinta emas dalam catatan sejarah pengabdian negeri. (And) 


PADANG – 10 April 2025 - Di bawah rembulan senja yang mulai memudar, sejumlah jurnalis Kota Padang berkumpul di kediaman Fauzi Bahar, sosok kharismatik yang kini menjabat sebagai Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumatera Barat. Kedatangan para pewarta ini bukan sekadar kunjungan biasa, melainkan sebuah upaya tulus untuk mempererat tali silaturahmi dengan mantan orang nomor satu di ibu kota provinsi ini.

Fauzi Bahar, yang dikenal luas selama dua periode kepemimpinannya sebagai Walikota Padang (2004-2014), menyambut hangat kehadiran para insan pers di beranda rumahnya. Suasana akrab langsung terasa, diiringi obrolan santai dan gelak tawa sembari menikmati hidangan kopi. Pertemuan ini menjadi oase di tengah kesibukan liputan sehari-hari, memberikan ruang bagi para jurnalis untuk berinteraksi dalam suasana yang lebih personal dengan seorang tokoh yang memiliki pengaruh besar di ranah Minangkabau.

Ketika lantunan azan Isya berkumandang, Fauzi Bahar dengan penuh kesederhanaan memimpin para hadirin untuk melaksanakan sholat berjemaah. Suasana khusyuk menyelimuti ruangan saat ibadah berlangsung. Usai sholat, kejutan tak terduga hadir dalam bentuk tausyiah singkat namun mendalam dari Fauzi Bahar. Dalam lima menit yang penuh makna, ia menyampaikan pesan-pesan agama yang menyentuh kalbu, memberikan pencerahan spiritual bagi para jurnalis yang hadir.

Kehangatan silaturahmi terus berlanjut seusai ibadah. Fauzi Bahar telah menyiapkan jamuan makan malam yang disantap bersama dalam suasana kekeluargaan. Lebih dari sekadar hidangan lezat, pertemuan ini menjadi kesempatan berharga bagi para awak media untuk mendapatkan wejangan dan arahan dari sosok yang dikenal memiliki pemahaman agama yang kuat. Fauzi Bahar tidak hanya berbagi tuntunan spiritual, tetapi juga memberikan perspektif tentang pentingnya mencari rezeki yang halal dalam menjalankan profesi sebagai jurnalis.

Pertemuan di beranda rumah Fauzi Bahar ini meninggalkan kesan mendalam bagi para jurnalis. Mereka tidak hanya merasakan kehangatan sambutan dan hidangan lezat, tetapi juga mendapatkan nutrisi rohani dan motivasi untuk terus berkarya dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan etika. Silaturahmi ini menjadi bukti bahwa Fauzi Bahar, meskipun telah mengakhiri masa jabatannya sebagai walikota, tetap menjadi figur sentral yang mampu merangkul berbagai elemen masyarakat, termasuk para garda terdepan penyampaian informasi di Sumatera Barat. Keakraban dan kebijaksanaan yang terpancar dari dirinya memberikan inspirasi dan mempererat hubungan antara tokoh masyarakat dan media di Kota Padang. (And) 

PADANG - Pengurus organisasi kewartawanan Kolaborasi Jurnalis Indonesia (KJI) Sumatera Barat menunjukkan kekompakan dan semangat persaudaraan dengan menerima kunjungan silaturahmi dari KJI Kota Bukittinggi pada Kamis, 10 April 2025. Pertemuan hangat ini berlangsung dalam suasana Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, menambah keakraban di antara para insan pers dari berbagai daerah di Sumatera Barat.

Rombongan KJI Kota Bukittinggi, yang diketuai oleh Raju, disambut langsung oleh jajaran pengurus KJI Sumatera Barat yang dipimpin oleh Ketua Peter Prayuda. Kehadiran pengurus KJI tingkat nasional, termasuk Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) KJI Jongguk Maransi Siagian, turut memeriahkan acara silaturahmi ini.

Dalam pertemuan tersebut, Ketua KJI SUMBAR, Peter Prayuda, menyampaikan rasa gembira dan kehormatannya atas kunjungan KJI Kota Bukittinggi. Ia menekankan pentingnya menjaga tali silaturahmi dan sinergi antar pengurus KJI di berbagai tingkatan, terutama dalam memajukan kualitas jurnalisme di Sumatera Barat.

Ketua DPP KJI, Jongguk Maransi Siagian, memberikan apresiasi yang tinggi terhadap keharmonisan yang terjalin antara pengurus KJI Sumatera Barat dan KJI Kota Bukittinggi. Ia berharap kebersamaan dan kekeluargaan ini dapat terus dipertahankan dan menjadi contoh bagi kepengurusan KJI di wilayah lainnya.

Di penghujung pertemuan yang penuh keakraban, Ketua DPP KJI Jongguk Maransi Siagian menyampaikan harapannya agar semangat kebersamaan yang telah terjalin erat ini dapat terus dijaga oleh seluruh pengurus KJI. Silaturahmi ini diharapkan dapat semakin memperkuat soliditas organisasi dan mendukung kinerja para jurnalis di Sumatera Barat. **

PADANG PARIAMAN - Semangat pelestarian budaya dan olahraga tradisional terpancar jelas di Kenagarian Paguah, Kecamatan VII Koto, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Sabtu (5/4/2025). Acara pacu kuda yang dihadiri oleh berbagai tokoh masyarakat, termasuk H. Sagi, menjadi sorotan utama dalam upaya melestarikan tradisi daerah.

Keakraban antara Bupati Padang Pariaman, Jhon Kennedy Aziz, dan H. Sagi terlihat jelas dalam acara tersebut. Di sela-sela penyerahan hadiah kepada para pemenang, keduanya terlihat bercengkrama. H. Sagi, seorang tokoh masyarakat Sumatera Barat, memberikan dukungan finansial sebesar Rp 50 juta untuk mendukung pelaksanaan acara pacu kuda.

"Pacu kuda adalah bagian dari warisan budaya kita," ujar H. Sagi, menekankan pentingnya pelestarian tradisi ini. Ia menambahkan bahwa tradisi pacu kuda memiliki nilai budaya dan potensi pariwisata yang besar, sehingga perlu dilestarikan dan dikembangkan.

Bupati Padang Pariaman menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada H. Sagi atas kehadiran dan bantuan yang diberikan. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan tokoh masyarakat, menjadi faktor penting dalam upaya pelestarian tradisi ini.

Acara pacu kuda ini tidak hanya menjadi ajang olahraga, tetapi juga menjadi momentum penting dalam memperkuat nilai-nilai budaya dan mempromosikan potensi pariwisata daerah. Selain H. Sagi dan Bupati Padang Pariaman, acara ini juga dihadiri oleh Gubernur Sumatera Barat, Kapolda Sumbar, Anggota DPR RI Padang Pariaman, Ketua DPRD Kabupaten Padang Pariaman, Kasdim 0308/Pariaman, unsur Forkopimda Kabupaten Padang Pariaman, dan seluruh unsur Forkopimca Kecamatan VII Koto. (And) 

SUMBAR - Kenagarian Paguah, Kecamatan VII Koto, Kabupaten Padang Pariaman, Sabtu (5/4/2025), menjadi saksi bisu kebangkitan tradisi pacu kuda yang telah lama dinantikan. Sorak sorai penonton, derap langkah kuda yang gagah, dan semangat para joki menyatu dalam harmoni yang membangkitkan kenangan masa lalu. Acara ini bukan sekadar perlombaan, tetapi juga perayaan budaya yang mengakar kuat di tanah Minangkabau.

Di tengah keramaian, hadir sosok-sosok penting yang memberikan dukungan penuh terhadap pelestarian tradisi ini. H. Arizal Aziz (JO SAL), anggota DPR RI Komisi 13 Partai Amanat Nasional (PAN) Dapil Sumbar 2, bersama sang istri, turut merasakan atmosfer kebersamaan yang hangat. Kehadirannya menjadi simbol komitmen terhadap pelestarian budaya daerah.

Keakraban antara Bupati Padang Pariaman, Jhon Kennedy Aziz, dan H. Arizal Aziz terlihat jelas. Keduanya larut dalam suasana acara, bercengkrama, dan memberikan semangat kepada para peserta. Di momen penyerahan hadiah, senyum dan tawa mereka mencerminkan kebahagiaan atas suksesnya acara ini.

Dukungan finansial sebesar Rp 25 juta dari H. Arizal Aziz, seorang anggota DPR RI, menjadi suntikan semangat bagi kelangsungan tradisi pacu kuda. Bantuan ini bukan hanya materi, tetapi juga bentuk apresiasi terhadap nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.

"Pacu kuda adalah bagian dari warisan budaya kita," tegas H. Arizal Aziz, mengingatkan akan pentingnya melestarikan tradisi ini. Ia melihat potensi besar pacu kuda dalam mengembangkan pariwisata daerah. "Tradisi ini memiliki nilai budaya dan potensi pariwisata yang besar, sehingga perlu dilestarikan dan dikembangkan," tambahnya.

Bupati Jhon Kennedy Aziz menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada H. Arizal Aziz, atas kehadiran dan dukungan yang diberikan. Baginya, dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan tokoh masyarakat, adalah kunci keberhasilan pelestarian tradisi ini.

Acara pacu kuda ini tidak hanya menjadi ajang olahraga, tetapi juga momentum penting dalam memperkuat nilai-nilai budaya dan mempromosikan potensi pariwisata daerah. Kehadiran Gubernur Sumatera Barat, Kapolda Sumbar, Anggota DPR RI Padang Pariaman, Ketua DPRD Kabupaten Padang Pariaman, Kasdim 0308/Pariaman, unsur Forkopimda Kabupaten Padang Pariaman, dan seluruh unsur Forkopimca Kecamatan VII Koto, semakin menambah semarak acara ini.

Gemuruh kuda pacu di Paguah bukan hanya tentang perlombaan, tetapi juga tentang semangat kebersamaan, pelestarian budaya, dan harapan akan masa depan pariwisata daerah yang lebih cerah. (And) 

PADANG PARIAMAN - Semangat pelestarian budaya dan olahraga tradisional tampak semarak di Kenagarian Paguah, Kecamatan VII Koto, Kabupaten Padang Pariaman, pada Sabtu (05/04/2025) dengan digelarnya acara pembukaan pacu kuda. Kehadiran Kapolda Sumatera Barat, Irjen. Pol. Dr. Drs. Gatot Tri Suryanta, M.Si., CSFA, menjadi bukti nyata dukungan kepolisian terhadap kegiatan budaya dan keamanan masyarakat.

Kehadiran Kapolda Sumbar dalam acara ini bukan hanya sekadar seremonial, melainkan menunjukkan komitmen kuat kepolisian dalam mendukung pelestarian tradisi pacu kuda sebagai bagian dari warisan budaya dan potensi pariwisata daerah, serta memastikan keamanan dan kenyamanan seluruh peserta dan penonton selama acara berlangsung.

Selain Kapolda Sumbar, acara ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting lainnya, termasuk Danrem 032/Wbr Brigjen TNI Machfud, S.E.,M.Si., Gubernur Sumatera Barat, anggota DPR RI perwakilan Padang Pariaman, Bupati Padang Pariaman, ketua DPRD Kab. Padang Pariaman, Kasdim 0308/Pariaman, unsur forkopimda Kab. Padang Pariaman, panitia acara, serta unsur Forkopimca Kab. VII Koto.

Bupati Padang Pariaman, Bapak Jhon Kennedy Aziz, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya acara ini setelah lapangan pacuan kuda tidak beroperasi selama sembilan tahun. "Maka dari itu kami segenap pemerintah terkait bekerjasama dengan seluruh stakeholder, sponsor dan segenap tokoh masyarakat alim ulama di Kabupaten Padang Pariaman masih dalam suasana Lebaran kami menggelar event pacu kuda ini bukan hanya tentang sebuah pertandingan saja akan tetapi untuk ajang silaturahmi dan membangkitkan salah satu tradisi khas Padang Pariaman yang dilaksanakan pada tahun 2025 ini," ujarnya.

Senada dengan hal tersebut, Gubernur Sumatera Barat, Buya Mahyeldi Ansyarullah, menekankan bahwa kegiatan ini merupakan wujud sinergi antara berbagai instansi di tingkat kabupaten dan provinsi. Beliau juga menambahkan bahwa momen Lebaran ini dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai tradisi, ekonomi, dan pariwisata di Sumatera Barat, khususnya di Kabupaten Padang Pariaman.

Bupati Padang Pariaman pun menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kehadiran seluruh tamu undangan dalam acara pembukaan event pacu kuda di Kenagarian Paguah tersebut. Diharapkan, acara ini dapat menjadi momentum kebangkitan kembali tradisi pacu kuda di Padang Pariaman dan memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat. (Jr)

PADANG – Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI), H. Muslim M. Yatim Lc. MM, menggelar acara Halal Bi Halal dan silaturahmi Lebaran Idul Fitri 1 Syawal 1446 H/2025 M di kediamannya di Kampung Durian, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, pada Rabu (3/4/2025). Acara ini dihadiri oleh sejumlah insan media dan wartawan.

Dalam sambutannya, H. Muslim Yatim menyampaikan rasa bahagia dan terima kasih atas kehadiran para awak media. Ia menyoroti makna mendalam dari perayaan Lebaran kali ini, terutama dengan tidak adanya perbedaan pelaksanaan Salat Idul Fitri di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

"Seperti dapat kita saksikan kemarin saat pelaksanaan Salat Ied, di mana-mana masjid dan lapangan penuh jamaah. Saya sendiri kemarin menjadi khatib di lapangan kantor gubernur, dan sungguh luar biasa membludaknya umat hingga sepanjang Jalan Sudirman sampai ke pekarangan rumah gubernur," ujar Buya Muslim, sapaan akrabnya.

Buya Muslim menambahkan, momen persatuan pelaksanaan Lebaran antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU), didukung oleh cuaca yang cerah, merupakan kejadian yang jarang terjadi. Ia berharap persatuan ini dapat terus dipertahankan, menghargai perbedaan metode penentuan 1 Syawal melalui Rukyah dan Hisab.

Membahas perannya sebagai anggota DPD-RI, Buya Muslim menyatakan kenyamanannya bekerja di pemerintahan saat ini, di mana publikasi dengan pemerintah dapat menjembatani berbagai komponen masyarakat. Ia menilai, berbeda dengan sebelumnya, kini terjalin komunikasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat, termasuk dengan Presiden Prabowo, yang diharapkan dapat membawa kebaikan khusus bagi Sumatera Barat.

Lebih lanjut, Buya Muslim mengungkapkan hasil pertemuan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Menteri Pertanian Andi Sulaiman. Dalam pertemuan tersebut, Sumatera Barat mendapatkan perhatian terkait potensi pengembangan perkebunan, sejalan dengan daerah lain seperti Sulawesi dan Papua.

"Jujur saja, Sumatera Barat tidak kekurangan lahan untuk pangan. Kita memiliki berbagai jenis beras berkualitas seperti Beras Solok, Beras Anak Daro, dan Sokan. Meskipun demikian, terkadang beras kita dianggap kurang baik karena pedagang Sumatera Barat cenderung menjual beras yang paling bagus," kelakar Buya Muslim.

Terkait ketersediaan pangan, Buya Muslim memastikan bahwa stok beras di Sumatera Barat aman dan merupakan yang terbaik di Indonesia. "Beras kita terbaik di Indonesia, dan ketika saya bertanya kepada Menteri Pangan, kita tidak kekurangan stok beras, Insya Allah aman," pungkas H. Muslim M. Yatim.

Diketahui, H. Muslim Muhammad Yatim merupakan seorang pengajar, politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan mubalig. Ia menjabat sebagai anggota DPD-RI untuk periode 2019-2024 dan 2024-2029. Sebelumnya, ia telah mengabdi sebagai anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat selama tiga periode, dari tahun 2004 hingga 2019. (Rin) 


Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.