Mei 2025

SUMBAR – Arena Musyawarah Olahraga Kabupaten (Musorkab) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Padang Pariaman mulai memanas. Momentum awal yang menghangatkan suasana jelang pesta demokrasi olahraga daerah ini ditandai dengan digelarnya silaturahmi antara Forum Wartawan Parlemen (FWP) dengan salah satu bakal calon potensial, AKBP (Purn) Maymuspi, SE., MM. Pertemuan hangat yang dipenuhi diskusi konstruktif ini berlangsung di Shincan Cafe & Resto, Pauh Kambar, pada Minggu (11/5), dihadiri langsung oleh jajaran pengurus dan anggota FWP, termasuk Ketua Yeny Laura dan Wakil Ketua Yuzal Effendi.

Silaturahmi ini menjadi sorotan penting mengingat pemilihan ketua umum KONI Padang Pariaman kali ini dipastikan berlangsung dinamis. Pergantian kepemimpinan di organisasi induk olahraga "Bumi Pangkal Perjuangan" diperlukan menyusul pengunduran diri Ketua KONI sebelumnya, Rudy Repenaldi Rilis. Saat ini, tampuk pimpinan dipegang oleh seorang pelaksana tugas (Plt), menandai dimulainya babak baru yang krusial dalam menentukan arah pembinaan dan pengembangan olahraga di masa depan.

Di tengah dinamika tersebut, nama AKBP (Purn) Maymuspi muncul ke permukaan dan secara terbuka menyatakan kesiapannya untuk bertarung dalam Musorkab mendatang. Figur yang tak asing lagi di kalangan masyarakat maupun komunitas olahraga ini tampil dengan membawa semangat baru dan visi ambisius untuk kemajuan olahraga Padang Pariaman. Visi tersebut terangkum dalam satu kalimat kuat: “Membangun prestasi olahraga dengan kebersamaan di Kabupaten Padang Pariaman.” Sebuah visi yang menekankan pentingnya kolaborasi dan partisipasi semua pihak demi kejayaan atlet daerah.

Maymuspi bukanlah sosok sembarangan dalam peta kepemimpinan. Sebagai purnawirawan Polri, beliau memiliki rekam jejak panjang dalam pengabdian, pernah menjabat sebagai Kapolsek di beberapa wilayah strategis hingga mengakhiri karier di Polda Sumbar pada tahun 2020. Namun, kiprahnya di dunia organisasi olahraga juga tak kalah mentereng dan menunjukkan dedikasi tinggi. Beliau aktif memimpin berbagai cabang olahraga, menjabat sebagai Ketua Askab PSSI Padang Pariaman, Ketua Porbi, serta Ketua Off Road Kota dan Kabupaten Pariaman. Pengalamannya yang solid sebagai Ketua Harian PBVSI selama hampir dua dekade (1994-2012) menjadi bukti pemahaman mendalamnya terhadap seluk-beluk pembinaan atlet dan pengelolaan organisasi olahraga.

Dalam sesi silaturahmi yang berlangsung santai namun penuh makna tersebut, AKBP (Purn) Maymuspi secara gamblang memaparkan empat misi utama yang menjadi pilar program kerjanya untuk menerjemahkan visi kebersamaan dan prestasi menjadi aksi nyata:

 * Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Atlet Berprestasi: Fokus pada pencarian bakat dan pengembangan potensi atlet secara menyeluruh.

 * Penyiapan Sarana dan Prasarana Olahraga yang Memadai: Berupaya memenuhi kebutuhan fasilitas latihan dan kompetisi yang layak sesuai standar.

 * Penyusunan Program Pembinaan Atlet yang Berkesinambungan: Membangun sistem pelatihan jangka panjang dari tingkat dasar hingga elit.

 * Sinergi Kuat dengan Pemerintah Daerah: Memastikan kebijakan olahraga sejalan dengan program pembangunan daerah dan mendapat dukungan penuh.

Selain empat misi utama tersebut, Maymuspi juga menggarisbawahi sejumlah program prioritas yang dinilai krusial untuk meningkatkan gairah dan kualitas olahraga daerah. Salah satunya adalah pengadaan Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab) yang direncanakan digelar rutin setiap tahun pada tanggal 10 hingga 17 Agustus, memperebutkan Piala Bupati Cup sebagai stimulan kompetisi internal di tingkat kabupaten. Ia juga menegaskan pentingnya sinergi kuat dengan DPRD dan sektor swasta melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), serta menjalin hubungan aktif dengan KONI Pusat dan Kemenpora untuk pengembangan infrastruktur dan program nasional yang bisa dimanfaatkan daerah. Tak lupa, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) olahraga melalui pelatihan wasit dan pelatih yang terstandar, serta evaluasi berkala terhadap cabor yang kurang aktif, turut menjadi agenda penting dalam upayanya revitalisasi KONI.

Menyikapi kontestasi yang akan dihadapi dalam Musorkab mendatang, Maymuspi menekankan bahwa proses demokrasi olahraga ini seharusnya menjadi ajang sehat adu gagasan dan solusi terbaik untuk kemajuan olahraga Padang Pariaman, bukan arena perpecahan. “Pesta demokrasi olahraga ini harus menjadi ajang adu gagasan dan solusi. Saya siap membawa perubahan dengan semangat kebersamaan untuk menjadikan KONI Padang Pariaman sebagai lumbung atlet berprestasi di tingkat lokal, nasional, dan internasional,” ungkapnya penuh semangat, memancarkan optimisme untuk masa depan olahraga daerah.

Ia juga tak lupa mengajak semua pihak yang terlibat dalam Musorkab, termasuk para pemilih dan kandidat lain, untuk menjaga iklim pemilihan tetap kondusif dan penuh persaudaraan. “Mari kita jaga suasana yang aman dan penuh persaudaraan. Musorkab adalah milik kita bersama untuk kemajuan olahraga daerah,” tegasnya, menekankan pentingnya sportivitas dan kebersamaan di luar arena kompetisi program dan visi.

Dengan munculnya figur-figur potensial yang membawa visi dan misi jelas serta rekam jejak yang mumpuni seperti AKBP (Purn) Maymuspi, Musorkab KONI Padang Pariaman 2025 diprediksi akan berlangsung sengit namun tetap dalam koridor persaingan sehat dan konstruktif. Proses ini diharapkan dapat melahirkan kepemimpinan baru yang mampu membawa organisasi olahraga daerah ini menuju arah yang lebih progresif dan menghasilkan lebih banyak atlet berprestasi di berbagai tingkatan. (Rn) 

MENTAWAI – Tokoh masyarakat Kepulauan Mentawai, Delau, menyampaikan apresiasi atas tindakan tegas Bupati Mentawai, Dr. Rinto Wardana, dalam menertibkan wisatawan asing yang tidak memenuhi kewajiban administratif seperti Surf Tax. Menurut Delau, langkah tersebut merupakan bentuk keberanian pemimpin daerah dalam menjaga marwah hukum dan kedaulatan daerah di sektor pariwisata.

“Kita harus dukung langkah Bupati. Ini bukan soal emosi atau pencitraan, tapi tentang penegakan aturan yang berlaku di daerah kita sendiri. Sudah terlalu lama kita bersikap lunak, sementara pihak luar seenaknya menikmati kekayaan alam Mentawai tanpa kontribusi yang sepadan untuk daerah ini,” tegas Delau, Sabtu (10/5).

Delau menambahkan, kebijakan Surf Tax yang diberlakukan melalui Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2024 merupakan bentuk perlindungan terhadap sumber daya alam dan ekonomi lokal. “Kalau semua turis dibiarkan masuk tanpa tertib administrasi, apa yang akan kita dapatkan? Infrastruktur rusak, sampah menumpuk, dan masyarakat lokal hanya jadi penonton di rumah sendiri,” katanya.

Ia juga menyentil oknum-oknum tertentu yang selama ini terkesan membiarkan atau bahkan melindungi praktik wisata ilegal. “Sudah saatnya kita bersih-bersih. Kalau ada yang merasa terganggu dengan penertiban ini, mungkin dia bagian dari masalah itu sendiri,” ucap Delau.

Lebih jauh, Delau juga menyambut baik rencana Bupati untuk melakukan harmonisasi tarif Surf Tax agar lebih terjangkau, tanpa menghilangkan kontrol atas kawasan wisata. Menurutnya, pendekatan ini akan memberikan keseimbangan antara aspek ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan ketertiban hukum.

"Kalau wisata ini mau tumbuh sehat, kita harus atur. Jangan sampai turis datang seenaknya, bayar tidak, buang sampah sembarangan, dan warga kita hanya kebagian dampaknya. Justru dengan pengaturan ketat, pariwisata kita akan jadi lebih eksklusif dan bermartabat," pungkas Delau. (Adi Kampai) 

PADANG - Festival Juadah yang digelar meriah di Pasar Cubadak, Nagari Toboh Gadang, Kabupaten Padang Pariaman, menjadi sorotan utama dengan kehadiran dua tokoh sentral pemerintahan: Bupati Padang Pariaman dan seorang Wakil Menteri dari kabinet pusat. Kehadiran mereka tidak hanya memeriahkan acara, tetapi juga menjadi sinyal kuat dukungan pemerintah terhadap pelestarian tradisi kuliner Minangkabau dan penguatan ekonomi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal.

Festival ini sendiri merupakan ajang pameran dan pelestarian aneka juadah atau penganan khas Minang, mulai dari lamang tapai, katupek pical, lamang baluo, hingga berbagai kue tradisional lainnya. Selain suguhan kuliner, acara juga dirangkai dengan penampilan kesenian daerah, lomba masak, dan bazar UMKM. Namun, fokus perhatian tertuju pada interaksi dan pesan yang disampaikan oleh para pejabat tinggi tersebut.

Bupati Padang Pariaman, dalam pidato sambutannya, tak henti-hentinya menyampaikan apresiasi mendalam atas terselenggaranya Festival Juadah. Ia menegaskan bahwa kegiatan seperti ini memiliki arti penting bagi daerah. "Kegiatan ini bukan hanya sekadar perayaan kuliner, tetapi sebuah langkah konkret untuk memperkuat identitas budaya kita sebagai orang Minangkabau," ujar Bupati. Lebih lanjut, ia melihat festival ini sebagai platform strategis untuk mengangkat potensi ekonomi lokal. "Festival ini membuka ruang promosi yang luas bagi para pelaku UMKM kita. Kami punya visi, pasar-pasar tradisional seperti Pasar Cubadak ini bisa bertransformasi menjadi pusat ekonomi yang berbasis kuat pada nilai-nilai budaya," tambahnya, menekankan harapannya untuk pengembangan ekonomi kerakyatan melalui pelestarian budaya.

Dukungan senada, bahkan dengan perspektif nasional, datang dari Wakil Menteri yang turut hadir. Dalam sambutannya, beliau secara lugas menyatakan bahwa potensi besar kuliner tradisional Indonesia, termasuk yang ditampilkan di Festival Juadah ini, merupakan bagian tak terpisahkan dari kekuatan ekonomi kreatif bangsa yang wajib terus didukung oleh pemerintah pusat. "Lihatlah betapa kayanya kuliner kita! Festival semacam ini adalah contoh nyata bagaimana budaya dan ekonomi bisa bersinergi secara harmonis," papar Wakil Menteri. Beliau juga memberikan jaminan komitmen pemerintah pusat. "Kami di tingkat pusat berkomitmen untuk mendorong dan memfasilitasi kegiatan serupa agar bisa lebih sering dan masif diselenggarakan di daerah-daerah lain di seluruh Indonesia," janjinya, memberikan angin segar bagi pengembangan festival berbasis budaya di masa depan.

Kehadiran dan pernyataan eksplisit dari Bupati Padang Pariaman dan Wakil Menteri ini memberikan bobot politik dan dukungan moril yang signifikan bagi keberlangsungan Festival Juadah. Pesan mereka jelas: bahwa kuliner tradisional bukan hanya soal warisan leluhur, melainkan juga aset ekonomi kreatif yang perlu diberdayakan. Meskipun anggota DPRD Sumatera Barat dari Fraksi PKB juga hadir dan menyampaikan dukungan, sorotan utama pada acara ini tertuju pada sinergi pandangan antara pemerintah daerah dan pusat dalam melihat potensi besar yang terkandung dalam festival budaya seperti Festival Juadah di Pasar Cubadak ini. Ini menjadi penanda penting bahwa pelestarian budaya dan penguatan ekonomi lokal kini mendapat perhatian serius dari level tertinggi pemerintahan. (Rin) 

PADANG - Di jantung Kota Padang, tepatnya di Auditorium Gubernur Sumatra Barat, gema kewaspadaan menggantung di udara pada Rabu pagi yang cerah, 7 Mei 2025. Ruangan dipenuhi wajah-wajah serius namun penuh tekad – para pemimpin, pengambil kebijakan, dan garda terdepan penanggulangan bencana berkumpul untuk merajut strategi masa depan di tanah yang tak pernah luput dari ancaman gempa, tsunami, hingga erupsi gunung berapi. Ini bukanlah pertemuan biasa; ini adalah Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana Tahun 2025, sebuah momen krusial untuk memperkuat benteng pertahanan Sumatra Barat dari amukan alam.

Di antara barisan para pemangku kepentingan, tampak sosok Srikandi Ranah Minang, Lisda Hendrajoni, Anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, yang kehadirannya membawa representasi suara masyarakat di tingkat nasional. Dengan sorot mata tajam dan suara penuh penekanan, Lisda tak sekadar hadir; ia menyerukan urgensi yang mendalam: pentingnya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana yang tak hanya sesaat, namun berkelanjutan, mengakar kuat dalam setiap denyut nadi pembangunan daerah.

"Komitmen kami untuk mendukung upaya-upaya penanggulangan bencana di Sumatra Barat tak pernah surut," ujar Lisda, kata-katanya memantulkan keprihatinan mendalam terhadap tanah kelahirannya yang menyimpan potensi bencana yang kompleks. Bagi Lisda, keberadaan dan sinergi antarinstansi adalah kunci utama. Rapat yang dipimpin langsung oleh Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, ini menjadi wadah vital untuk mengukuhkan simpul-simpul koordinasi tersebut.

Suasana rapat kian intens kala Letjen TNI Suharyanto mengambil alih mikrofon. Dengan nada tegas, ia mengingatkan bahwa di tengah relatif tidak masifnya frekuensi bencana nasional dari Januari hingga Mei 2025, kewaspadaan tak boleh mengendur, terutama di wilayah sepaket potensi bencana seperti Sumatra Barat. Prioritas utama tetaplah kesiapsiagaan dan langkah mitigasi proaktif yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, dari pemerintah hingga organisasi relawan yang turut hadir memenuhi ruangan.

"Kita semua sepakat bahwa pencegahan sebelum bencana terjadi itu sangat, sangat penting," ujar Kepala BNPB, menekankan filosofi di balik setiap upaya mitigasi. Rapat koordinasi ini, baginya, adalah sarana strategis untuk memastikan kolaborasi lintas sektor berjalan mulus, bagai orkestra yang memainkan nada penyelamatan jiwa.

Lisda menambahkan dimensi praktis yang tak kalah penting. Ia dengan lugas meminta pemerintah daerah, baik di level kabupaten/kota maupun provinsi, untuk lebih "jemput bola" ke pusat, terutama BNPB RI. Mengajukan proposal bukan akhir dari cerita; ia harus dikawal, diperjuangkan realisasinya, dan tentu saja, diiringi dengan pengawasan dan pelaksanaan yang penuh tanggung jawab di daerah. "Tentu kami di Komisi VIII juga siap menjembatani hal tersebut," tawar Lisda, membuka pintu kerja sama legislatif untuk kelancaran proses ini.

Diskusi kemudian menyentuh ranah kebijakan nasional. Letjen TNI Suharyanto menyampaikan kabar penting: arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto yang telah menempatkan penanggulangan bencana sebagai bagian integral dari program prioritas nasional, termaktub dalam Asta Cita. Ini bukan sekadar wacana; Presiden menginstruksikan BNPB untuk secara intensif mendampingi pemerintah daerah, termasuk Sumatra Barat, melalui seluruh tahapan penanganan bencana – mulai dari sebelum kejadian (mitigasi), saat darurat, hingga pascabencana (rehabilitasi dan rekonstruksi).

Mengingat luka akibat bencana besar yang melanda Sumatra Barat pada Mei 2024 lalu masih terasa, BNPB tidak tinggal diam. Suharyanto menyebutkan berbagai bentuk bantuan telah disalurkan, tak hanya logistik kesiapsiagaan untuk masa mendatang, tetapi juga bantuan vital pascabencana. Pembangunan tempat pengungsian sementara dan distribusi logistik darurat di berbagai kabupaten dan kota menjadi bukti nyata kehadiran negara di saat-saat sulit.

Rapat koordinasi pun usai, meninggalkan gaung komitmen yang kuat di antara para peserta. Dari Auditorium Gubernur, pesan itu menggema: Sumatra Barat mungkin bersemayam di cincin api Pasifik, namun dengan sinergi yang kokoh antara pemerintah pusat, daerah, legislatif, dan seluruh elemen masyarakat, kesiapsiagaan adalah kunci untuk merajut masa depan yang lebih tangguh dan aman di Ranah Minang. Langkah-langkah konkret yang disepakati hari itu diharapkan menjadi fondasi kokoh untuk menghadapi tantangan kebencanaan di tahun 2025 dan generasi mendatang. (Irmon) 

Kecelakaan Bus Antar Lintas Sumatera di Padang Panjang (Foto: Al Wartawan Online Dirgantara)

PADANG PANJANG - 6 MEI 2025 — Sebanyak 12 orang penumpang tewas dalam kecelakaan tragis yang melibatkan sebuah bus Antar Lintas Sumatera (ALS) dengan nomor polisi B 7512 FGA di Padang Panjang, Sumatera Barat, pada Selasa (6/5/2025) pagi. Bus yang berangkat dari Medan menuju Bekasi ini terguling di kawasan perbukitan sebelum memasuki Kota Padang Panjang, diduga akibat rem blong saat melintasi jalur menurun dan curam.

Kapolres Padang Panjang, AKBP Kartyana Widyarso Wardoyo Putro, menyebutkan bahwa kecelakaan terjadi sekitar pukul 08.15 WIB. Dari total 35 penumpang yang berada dalam bus, 12 di antaranya meninggal dunia di lokasi kejadian, sementara 23 lainnya mengalami luka-luka, dengan beberapa di antaranya dalam kondisi kritis.

“Bus mengalami rem blong saat menuruni turunan tajam. Seluruh korban, baik yang selamat maupun meninggal dunia, telah berhasil dievakuasi,” ujar AKBP Kartyana.

Kanit Patroli Satlantas Polres Padang Panjang, Aiptu Indra, menambahkan bahwa jenazah para korban telah dibawa ke RSUD Padang Panjang untuk proses identifikasi. Hingga Selasa sore, pihak rumah sakit telah berhasil mengidentifikasi seluruh korban tewas.

Identitas 12 Korban Tewas Kecelakaan Bus ALS di Padang Panjang:

Atas Silaen (30) — Warga Kelurahan Lumban Pinasa, Habinsaran, Toba, Sumatera Utara.

Aryudi (38) — Warga Bangun Sari, Tanjung Morawa, Deli Serdang.

Nurul Mayasari (30) — Asal Banglas Barat, Tebing Tinggi, Kepulauan Meranti, Riau.

Meleaki Sinaga (74) — Dari Negeri Dolok, Dolok Panribuan, Simalungun.

Desrita Nainggolan (50) — Warga Sipolha Horisan, Simalungun.

Romaida Sitanggang (74) — Tinggal di Sipolha Horisan, Simalungun.

Karmina Gultom (74) — Dari Negeri Dolok, Dolok Panribuan, Simalungun.

Etrick Gustaf Wenas (26) — Warga Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Sri Rejeki (36) — Dari Bencahlesung, Tenayan Raya, Pekanbaru.

Rema Andini Pane (1,5 tahun) — Bayi perempuan asal Pekanbaru.

Naufal Rehan Pane (6 tahun) — Bocah lelaki asal Pekanbaru.

Riski Agustini Lubis (32) — Identitas lengkap sedang ditelusuri lebih lanjut.

Sorotan terhadap Keselamatan Transportasi Umum

Tragedi ini kembali memicu kekhawatiran masyarakat terhadap aspek keselamatan transportasi umum antarprovinsi. Dugaan rem blong menjadi penyebab utama kecelakaan maut ini, yang menambah daftar panjang kasus serupa akibat kelalaian teknis dan lemahnya pengawasan armada.

“Pengecekan rutin kendaraan dan kelayakan teknis harus benar-benar diperketat. Ini bukan sekadar kecelakaan, ini soal nyawa,” ujar seorang warga yang menyaksikan proses evakuasi di lokasi kejadian.

Masyarakat dan pihak keluarga korban mendesak Kementerian Perhubungan serta Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Barat untuk segera melakukan audit menyeluruh terhadap perusahaan bus lintas Sumatera, termasuk pengecekan rekam jejak perawatan armada mereka.

Duka Mendalam dan Luka Kolektif

Suasana duka mendalam menyelimuti ruang jenazah RSUD Padang Panjang. Tangis keluarga korban pecah saat jenazah satu per satu dikenali dan diserahkan untuk dimakamkan. Tragedi ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan sebagai prioritas utama dalam sistem transportasi publik. (Bud)


HP-Agam ( Sumbar
). Masyarakat dan Pemuda Nagari Kamang Tangah Anam Suku berjibaku dalam perbaikan gorong-gorong pakan sinayan Sabtu (03/05/2025).


Kondisi gorong-gorong ini dalam beberapa bulan terakhir rusak sehingga tidak dapat berfungsi mengalirkan air dari permukiman sekitar. Akibatnya terjadi genangan air pada ruas jalan dan pakan sinayan.


Oleh karena itu warga dan Perwakilan pemuda berinisiatif untuk mengambil tindakan cepat agar masalah ini tidak semakin parah dan berdampak pada kesehatan serta kenyamanan lingkungan.


Warga bahu-membahu secara swadaya mengumpulkan alat dan bahan yang diperlukan untuk perbaikan gorong-gorong, Anggaran perbaikan ini menggunakan dana KAS pakan sinayan, melalui proses musyawarah dengan pengurus pakan dan wali nagari.



Para perwakilan pemuda dan masyarakat, antara lain nyiak Riadi, wan kumis, jafren, m.haikal, Adri, Anto, J.Dt.bilang dan Hainan, juga pengurus pakan m.nasir.


Nyiak Riadi mengungkapkan, inisiatif perbaikan ini merupakan hasil musyawarah warga setempat yang prihatin atas tidak berfungsinya gorong gorong sebagai saluran air.


“Ini contoh nyata bagaimana kebersamaan bisa menyelesaikan masalah. Dengan adanya perbaikan gorong-gorong ini, kita tidak hanya memperbaiki infrastruktur, tetapi juga memperkuat tali persaudaraan antar warga,” ujarnya.


Dengan selesainya perbaikan gorong-gorong ini, dirinya berharap tidak terjadi lagi genangan air di lingkungan pasar atau pakan sinayan berada dalam satu lingkungan dapat berjalan lancar kembali.


Hal senada juga di ungkapkan Wali Nagari Kamang Tangah Anam Suku Zulkhiyar “Kami berharap perbaikan gorong gorong ini dapat menjadi solusi bebasnya genangan air di wilayah sekitar sehingga warga yang beraktivitas merasa nyaman,” pungkasnya. # FJR

PADANG - Internasional Ranah Minang Halal Lifestyle Festival (RMHLF) 2025 yang digagas Universitas Baiturrahmah (Unbrah) Padang bersama Indonesian Halal Lifestyle Centre pada 3-4 Mei 2025 menjadi momentum penting untuk mendorong ekosistem halal dan inovasi digital di Sumatera Barat. Kehadiran dan pandangan mendalam dari tokoh pendidikan ternama, Prof. dr. H. Fasli Jalal Ph.D, yang juga Rektor Universitas Yarsi, memberikan narasi kuat tentang potensi Ranah Minang dalam kancah industri halal global.

Dalam rangkaian acara yang bertempat di Kampus Unbrah Aie Pacah ini, Prof. Fasli Jalal tidak hanya hadir sebagai tamu kehormatan, tetapi juga menyampaikan optimisme dan visi besar yang ingin dicapai melalui festival ini. Ia menekankan bahwa RMHLF bukan sekadar ajang pertemuan, melainkan platform strategis untuk membangun sinergi dan mempercepat perkembangan industri halal di tingkat lokal maupun nasional.

Salah satu sorotan utama yang disampaikan Prof. Fasli Jalal adalah potensi Sumatera Barat dalam industri mode busana muslim atau modest fashion. Menurutnya, melalui kegiatan seperti RMHLF ini, tren modest fashion di Sumatera Barat diharapkan semakin berkembang pesat dan mampu bersaing, tidak hanya di pasar domestik tetapi juga di kancah internasional. Hal ini disampaikannya, salah satunya, dalam momen Gala Dinner yang dihadiri berbagai pihak penting, termasuk Menteri Pariwisata dan Kebudayaan RI, Dr. Fadli Zon.

Prof. Fasli Jalal juga melihat Gala Dinner sebagai kesempatan berharga untuk mempererat hubungan dan kolaborasi antara para pelaku industri, akademisi, dan pemerintah. Menurutnya, sinergi erat antara ketiga pilar ini sangat krusial dalam mendukung pertumbuhan industri halal di Ranah Minang secara berkelanjutan.

Festival berskala internasional ini memang menarik perhatian luas. Dihadiri oleh 12 Duta Besar Organisasi Negara Islam (OKI) serta belasan Wakil Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, RMHLF menjadi bukti komitmen serius berbagai pihak untuk memajukan sektor halal. Para Duta Besar dari negara-negara seperti Maroko, UEA, Bahrain, Yordania, Mesir, Tunisia, Azerbaijan, Bosnia dan Herzegovina, Tanzania, Oman, Qatar, dan Afghanistan turut memberikan warna global pada acara ini.

Selain seminar dan Gala Dinner, RMHLF juga menyajikan West Sumatera Heritage Tour pada hari kedua. Prof. Fasli Jalal menjelaskan bahwa tur warisan budaya ini dirancang untuk memberikan pengalaman langsung kepada peserta, memperkenalkan kekayaan budaya, sejarah, dan keindahan alam Sumatera Barat. Diharapkan, kegiatan ini dapat memperkuat promosi pariwisata halal Ranah Minang dan menarik lebih banyak wisatawan.

Tidak hanya itu, festival ini juga menjadi panggung bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal untuk memamerkan produk halal unggulan. Ruang yang diberikan kepada UMKM ini, sejalan dengan pandangan Prof. Fasli Jalal, bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan memperluas pasar bagi produk-produk khas Sumatera Barat yang memiliki nilai halal.

Menutup pernyataannya, Prof. dr. H. Fasli Jalal Ph.D kembali menegaskan visi utama yang menjadi motor penggerak penyelenggaraan RMHLF. "Melalui festival ini," terangnya, "diharapkan tercipta sinergi yang kuat antara seluruh pemangku kepentingan dalam mewujudkan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia di masa depan." Pernyataan ini menjadi semacam penegasan misi bahwa Ranah Minang, melalui inisiatif seperti RMHLF, siap berkontribusi signifikan dalam positioning Indonesia sebagai pemimpin global dalam gaya hidup dan industri halal. (And) 

PADANG - Setiap tanggal 2 Mei, gema Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) kembali menyeruak di seluruh penjuru tanah air. Namun, mantan Rektor Universitas Negeri Padang (UNP) yang juga seorang guru besar, Prof. Drs. H. Ganefri Datuak Djunjungan Nan Bagadiang, M.Pd., Ph.D., mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tidak sekadar memperingatinya sebagai rutinitas tahunan, melainkan mendalami sejarah, makna mendalam bagi bangsa, serta mengambil inspirasi dari perjuangan sang pelopor pendidikan, Ki Hadjar Dewantara.

Menurut Prof. Ganefri, momen Hardiknas adalah waktu yang penuh makna untuk mengenang jasa para pahlawan pendidikan yang telah berjuang demi mencerdaskan kehidupan bangsa. Lebih jauh, peringatan ini menjadi pengingat krusial akan peran sentral pendidikan dalam membentuk masa depan Indonesia yang lebih gemilang. "Momen ini bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan waktu yang penuh makna untuk mengenang jasa para pahlawan pendidikan," ujarnya. "Selain itu, Hardiknas juga menjadi pengingat pentingnya pendidikan dalam membangun masa depan bangsa."

Prof. Ganefri menekankan bahwa pemilihan tanggal 2 Mei sebagai Hardiknas tidak terlepas dari sosok monumental Ki Hadjar Dewantara. Pemerintah Indonesia secara resmi menetapkan tanggal lahir beliau sebagai Hari Pendidikan Nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 316 Tahun 1959. Tanggal ini, tegas Ganefri, merupakan bentuk penghormatan atas perjuangan dan gagasan Ki Hadjar Dewantara yang luar biasa.

Dikenal sebagai pejuang pendidikan sejati, Ki Hadjar Dewantara tanpa lelah memperjuangkan hak belajar bagi seluruh rakyat Indonesia, tanpa memandang status sosial. Di masa penjajahan Belanda, langkah revolusioner diambilnya dengan mendirikan Taman Siswa pada tahun 1922. Lembaga ini menjadi mercusuar harapan, membuka akses pendidikan yang sebelumnya tertutup bagi rakyat jelata. Filosofi pendidikannya yang termasyhur, “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani,” tidak lekang dimakan waktu dan masih menjadi pilar pedoman pendidikan nasional hingga saat ini.

Lebih jauh, Prof. Ganefri menjelaskan bahwa peringatan Hardiknas memiliki makna yang jauh melampaui sekadar mengenang jasa Ki Hadjar Dewantara. Momen ini adalah kesempatan emas untuk menumbuhkan kembali semangat patriotisme dan nasionalisme di kalangan seluruh pelaku pendidikan. Selain itu, Hardiknas berfungsi sebagai pengingat kolektif bagi seluruh masyarakat Indonesia tentang betapa vitalnya pendidikan sebagai fondasi utama kemajuan suatu bangsa.

"Peringatan Hardiknas bukan hanya mengenang jasa Ki Hadjar Dewantara. Lebih dari itu, momen ini menjadi saat yang tepat untuk menumbuhkan kembali semangat patriotisme dan nasionalisme di kalangan pelaku pendidikan," jelasnya. "Selain itu, Hardiknas juga menjadi pengingat bagi seluruh masyarakat tentang pentingnya pendidikan sebagai fondasi kemajuan bangsa."

Di sisi lain, Hardiknas juga menjadi dorongan kuat bagi pemerintah dan masyarakat untuk terus melakukan perbaikan dan inovasi dalam sistem pendidikan. Berbagai kegiatan yang diselenggarakan, mulai dari upacara bendera, seminar, hingga lomba bertema pendidikan di berbagai jenjang, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan signifikansi pendidikan serta menghargai peran vital para guru dalam membentuk generasi penerus bangsa yang cerdas dan berkarakter.

Menyambut peringatan tahun ini, Prof. Ganefri turut menyoroti tema Hardiknas 2025, yaitu “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua”. Tema ini, ungkapnya, secara eksplisit merupakan ajakan kepada seluruh elemen masyarakat Indonesia untuk tidak berpangku tangan, melainkan turut serta dan berperan aktif dalam upaya berkelanjutan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. "Secara tidak langsung tema ini mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berperan aktif dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia," pungkasnya.

Dengan memahami sejarah dan makna yang terkandung di dalamnya, serta meresapi semangat perjuangan para pahlawan pendidikan seperti Ki Hadjar Dewantara, diharapkan peringatan Hardiknas setiap tanggal 2 Mei dapat benar-benar menjadi momentum refleksi dan aksi nyata untuk mewujudkan cita-cita pendidikan nasional yang lebih baik. (Moudy) 

PADANG - 3 MEI 2025 - Universitas Baiturrahmah (Unbrah) Padang hari ini menorehkan catatan penting dalam sejarahnya dengan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Internasional Ranah Minang Halal Lifestyle Festival (RMHLF) 2025. Festival yang diinisiasi Unbrah bekerja sama dengan Indonesian Halal Lifestyle Centre ini, menurut Rektor Unbrah, Prof. Dr. Ir. H. Musliar Kasim, M.S., merupakan kebanggaan dan bukti nyata kontribusi kampus dalam memajukan ekosistem halal di tingkat global.

"Kampus ini menjadi tempat bersatunya riset, budaya Minang, dan gaya hidup halal. Kami bangga menjadi tuan rumah forum internasional yang memperkuat posisi Indonesia di dunia Islam," ujar Prof. Musliar Kasim saat membuka festival yang berlangsung pada 3 hingga 4 Mei 2025 ini.

Kehadiran 12 Duta Besar dari negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) serta belasan Wakil Menteri Kabinet Indonesia Bersatu di Kampus Unbrah Aie Pacah menjadi sorotan utama, menunjukkan tingkat kepentingan dan jangkauan internasional acara ini. Prof. Musliar Kasim melihat momen ini sebagai peluang emas untuk memperkenalkan potensi Ranah Minang dan Indonesia secara luas dalam industri halal.

Hari pertama festival diisi dengan berbagai agenda strategis. Salah satunya adalah seminar internasional bertajuk "Unlocking Future Opportunities through Innovation in the Halal and Digital Sectors". Prof. Musliar Kasim sendiri turut menjadi salah satu pembicara dalam seminar ini, berbagi pandangan dan kontribusi akademis Unbrah dalam pengembangan sektor halal dan digital. Seminar ini menghadirkan jajaran pakar terkemuka nasional maupun internasional, memastikan diskusi yang mendalam dan relevan.

Di luar forum ilmiah, kemeriahan RMHLF hari pertama juga terasa pada acara Gala Dinner & Fashion Show Halal Lifestyle. Acara ini tidak hanya menjadi ajang ramah tamah, tetapi juga platform untuk mempromosikan modest fashion lokal, sejalan dengan semangat festival untuk mengintegrasikan gaya hidup halal dengan kekayaan budaya Minangkabau yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam.

Unbrah juga memberikan ruang bagi UMKM melalui area pameran yang menampilkan beragam produk halal unggulan Sumatera Barat. Inisiatif ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan membuka akses pasar yang lebih luas bagi para pelaku usaha.

Prof. Musliar Kasim berharap, festival ini tidak hanya berhenti pada seremonial, tetapi menjadi pemantik kolaborasi konkret antara berbagai pihak. "Melalui festival ini, diharapkan tercipta sinergi yang kuat antara seluruh pemangku kepentingan dalam mewujudkan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia di masa depan," pungkasnya. Sebagai tuan rumah, Unbrah berkomitmen untuk terus menjadi garda terdepan dalam riset dan pengembangan yang mendukung gaya hidup halal yang modern dan berkelanjutan. (And) 

PADANG - 3 MEI 2025 - Internasional Ranah Minang Halal Lifestyle Festival (RMHLF) 2025 yang resmi dibuka hari ini, Sabtu, 3 Mei, di Universitas Baiturrahmah (Unbrah) Padang, menandai langkah signifikan Sumatera Barat dalam peta ekosistem halal global. Acara yang terselenggara berkat sinergi erat antara Unbrah dan Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) ini, menurut Chairman IHLC, Prof. Dr. Sapta Nirwandar, memiliki makna yang jauh lebih dalam dari sekadar label halal.

"Festival ini bukan hanya tentang halal sebagai label, tetapi halal sebagai nilai yang menyatukan," ujar Prof. Sapta Nirwandar, menegaskan esensi filosofis di balik perhelatan akbar ini. Berbicara saat memaparkan persiapan festival bersama Rektor Unbrah Prof. Musliar Kasim, Prof. Sapta menyebut bahwa Indonesia, khususnya Sumatera Barat dengan kekayaan budaya dan nilai-nilai keislamannya, memiliki kekuatan besar untuk menjadi "motor penggerak halal lifestyle dunia".

Digelar selama dua hari hingga 4 Mei besok, RMHLF 2025 dirancang sebagai panggung diplomasi halal yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan global dan nasional. Kehadiran 12 Duta Besar dari negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) serta belasan Wakil Menteri Kabinet Indonesia Bersatu menjadi bukti nyata bobot internasional festival ini.

Hari pertama festival dipusatkan di Kampus Unbrah Aie Pacah, diawali dengan rangkaian kegiatan yang menyoroti inovasi di sektor halal dan digital. Seminar internasional bertajuk "Unlocking Future Opportunities through Innovation in the Halal and Digital Sectors" menghadirkan para pakar dan praktisi dari dalam dan luar negeri untuk membahas topik-topik krusial, mulai dari transformasi digital industri halal hingga masa depan ekspor produk halal berbasis riset.

"Pembicara yang hadir membahas topik-topik krusial. Mulai dari transformasi digital industri halal, masa depan ekspor halal, hingga inovasi pangan berbasis riset halal," tambah Prof. Sapta, menekankan pentingnya diskusi ini bagi pengembangan industri halal ke depan.

Selain forum ilmiah, hari pertama juga dimeriahkan dengan Gala Dinner & Fashion Show Halal Lifestyle. Acara ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga platform promosi modest fashion yang, seperti disampaikan Prof. Sapta dan penyelenggara, diharapkan dapat mengangkat desainer lokal ke kancah yang lebih luas. Kehadiran Ketua LKAAM Sumbar dan Menteri Pariwisata dan Kebudayaan RI turut memberikan dukungan moral dan politis bagi pengembangan industri halal di Ranah Minang.

Tak ketinggalan, festival ini juga menjadi etalase bagi produk-produk unggulan UMKM halal dari Sumatera Barat. Area pameran memberikan kesempatan bagi pelaku usaha lokal untuk memamerkan produk mereka, menghubungkan mereka dengan pasar yang lebih luas dan potensi investasi, sejalan dengan visi IHLC untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui gaya hidup halal.

Kolaborasi erat antara IHLC, Universitas Baiturrahmah, dan Yayasan Baiturrahmah sebagai penyelenggara utama disebut Prof. Sapta menjadi kunci sukses terselenggaranya festival ini. Melalui RMHLF 2025, Padang dan Sumatera Barat kini berada dalam sorotan dunia Islam, memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin potensial dalam industri dan gaya hidup halal global, didorong oleh nilai-nilai pemersatu yang diusungnya. (Mon) 

PADANG - 3 MEI 2025 - Universitas Baiturrahmah (Unbrah) Padang hari ini menjadi saksi bisu dimulainya perhelatan akbar Internasional Ranah Minang Halal Lifestyle Festival (RMHLF) 2025. Membentang selama dua hari penuh, 3 hingga 4 Mei 2025, festival yang diinisiasi Unbrah bersama Indonesian Halal Lifestyle Centre ini secara ambisius digagas untuk menancapkan Sumatera Barat sebagai episentrum pengembangan ekosistem halal dan inovasi digital di kancah internasional.

Atmosfer kemeriahan terasa sejak pagi di Kampus Unbrah Aie Pacah. Lebih dari sekadar pertemuan biasa, hari pertama RMHLF disemarakkan oleh kehadiran figur-figur penting yang menggarisbawahi bobot internasional acara ini. Sebanyak 12 Duta Besar dari negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) turut melangkahkan kaki di Ranah Minang, berbaur dengan belasan Wakil Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, menciptakan simpul diplomasi dan kolaborasi yang kuat.

Puncak momen istimewa di hari pertama salah satunya terangkai dalam acara Gala Dinner & Fashion Show Halal Lifestyle. Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar, Dr. Fauzi Bahar, MSi Datuk Nan Sati, yang turut hadir, tak luput menyampaikan apresiasi mendalamnya terhadap inisiatif ini. Kehadiran Menteri Pariwisata dan Kebudayaan RI, Dr. Fadli Zon, SS, MSc, pada malam hari kian menambah bobot dan dukungan pemerintah pusat terhadap festival ini, khususnya dalam mendorong tren modest fashion Sumatera Barat agar mampu bersaing global.

Tak hanya seremonial, RMHLF hari pertama juga menjadi panggung bagi diskusi intelektual melalui seminar internasional bertajuk "Unlocking Future Opportunities through Innovation in the Halal and Digital Sectors". Forum ini mempertemukan para pakar, akademisi, dan praktisi terkemuka dari berbagai belahan dunia. Daftar pembicara yang hadir bak permata di bidangnya, meliputi Rektor Unbrah Prof. Dr. H. Musliar Kasim, Gubernur Sumatera Barat Dr. Ir. H. Mahyeldi Ansharullah, S.P., Founder Halal Science Center Chulalongkorn University Thailand Assoc. Prof. Dr. Winai Dahlan, CEO Smart Deen Singapura Fateh Ali, Founder of Busan Indonesia Center Kim So Il, Direktur Halal Science Center IPB University Prof. Dr. Irwandi Jaswir, Head Of Unand Halal Center Dr. Ir. Yan Heryandi, MP, Halal Supervisor dan Auditor LPPOM MUI Nadia Mira Kusumaningtyas, S.Si, M.Sc, Founder Simfratani Ali Fahmi Prawiranegara, dan Presiden Komisioner PT Sofyan Hotel TBK Riyanto Sofyan, B. S. E. E, serta dimoderatori oleh M. Gunawan Yasn. Diskusi yang tajam seputar inovasi di sektor halal dan digital ini diharapkan menjadi sumber inspirasi berharga.

Festival ini juga membuka ruang lebar bagi denyut ekonomi lokal. Area pameran dipadati oleh pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menjajakan produk-produk halal unggulan Sumatera Barat, mulai dari kelezatan kuliner, pesona fashion, hingga kreativitas produk lainnya. Momen ini menjadi kesempatan emas bagi UMKM untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan menarik minat calon investor, secara langsung berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah.

Melalui kolaborasi strategis antara akademisi, industri, pemerintah, dan masyarakat, Unbrah menegaskan komitmennya untuk menjadi lokomotif penggerak gaya hidup halal yang tak hanya modern dan inklusif, tetapi juga berkelanjutan di Indonesia. Festival ini adalah langkah nyata untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia di masa depan, diawali dari Ranah Minang yang kaya akan kearifan lokal dan nilai-nilai keislaman. (And) 

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.